Apa Itu Psikologi Positif?

                         

Selama 60 tahun terakhir psychology berkonsentrasi pada hal2 negatif (depresi, pobia, trauma, Skizophrenia & penyakit2 psikologis lainnya = victimology & pathology). Mungkin Psikologi hendak mengkuti jejak ilmu kedokteran modernyang sejak 200 tahun terakhir berfokus pada penyakit.


Dan prestasi yg telah diraih selama 60 tahun terakhir (menurut mantan ketua asosiasi psikologi amerika: Martin Seligman): 14 macam penyakit psikologis bisa diobati (tidak sepenuhnya sembuh) dan 2 macam penyakit psikologis dapat disembuhkan total. Jadi prestasi terjauh dari psikologi negatif, adalah membawa orang sakit menjadi berkurang sakitnya (from miserable to less miserable) atau paling mentok, menjadikan orang sakit psikologis jadi hilang sakitnya (dari minus menjadi "nol").

Lalu timbul pertanyaan, kalau orang sehat bagaimana? apakah ilmu psikologi bisa membantu orang yg sehat secara psikologis menjadi lebih bahagia dan lebih berprestasi?. Tidak ada, sampai didirikannya cabang ilmu baru, Positive Psychology, oleh Prof. Martin Seligman, yang saat itu baru dipilih sebagai presiden American Psychological Association, pada tahun 1998.

Menurut Prof. Seligman, ada tiga cara untuk bahagia:

1. Have a Pleasant Life (life of enjoyment): milikilah hidup yg menyenangkan, dapatkan kenikmatan sebanyak mungkin. ini mungkin cara yg ditempuh oleh kaum hedonis. tapi jika ini cara yg kita tempuh, hati2 dengan jebakan hedonic treadmill (= semakin kita mencari kenikmatan, semakin kita sulit dipuaskan) dan jebakan habituation (kebosanan karena terlalu banyak, misalnya ; makan es krim pada jilatan pertama sangat nikmat, tapi pada jilatan keduapuluh, kita jadi pengin muntah). tapi pada takaran yg pas, cara ini bisa sangat membahagiakan.

2. Have a Good Life (life of engagement): dalam bahasa aristoteles disebut eudaimonia, terlibatlah dalam pekerjaan, hubungan atau kegiatan yg membuat kita mengalami "flow". merasa terserap dalam kegiatan itu, seakan2 waktu berhenti bergerak, kita bahkan tidak merasakan apapun, karena sangat "khusyu'". fenomena ini diteliti secara khusus oleh rekan Seligman, Mihaly Csikzentmihalyi. dan memberikan 7 ciri2 kita dalam kondisi flow:

a. Sepenuhnya terlibat pada apa yg kita lakukan (focused, concentrated, khusyu')

b. Merasakan "a senses of ecstasy" (seperti berada di luar realitas sehari-hari)

c. Memiliki "kejernihan yg luarbiasa" (benar2 memahami apa yg harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya)

d. Menyadari bahwa tantangan pekerjaan yg sedang ia hadapi benar2 dapat ia atasi
(bahwa skill yg kita miliki cukup memadai untuk mengerjakan tugas tersebut)

e. Merasakan "kedamaian hati" ( tidak ada kekhawatiran dan merasakan diri kita sedang
bertumbuh melampaui ego kita sendiri)

f. Terserap oleh waktu (karena khusyu' mengerjakan dan benar-benar terfokus pada
"saat ini dan disini", waktu seakan2 berlalu tanpa terasa)

g. Motivasi Intrinsik (dimana merasakan "flow" itu sendiri sudah merupakan hadiah yg
cukup berharga untuk melakukan pekerjaan itu)


3. Have A Meaningful Life (life of Contribution): milikilah semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain atau mahluk lain. menjadi bagian dari organisasi atau kelompok , tradisi atau gerakan tertentu. merasa hidup kita memiliki "makna" yang lebih tinggi dan lebih abadi dibanding diri kita sendiri.

Tiga hal ini-lah yg menjadi fokus kajian positive psychology.. yaitu bagaimana memiliki hidup yang bermakna, pekerjaan yang membuat "flow" dan aktivias yg kita nikmati. Dalam istilah pelopor positive psychology di Monash University, Dr Dianne A Vella-Brodrick : Bake A Cake (life of engagement=flow), Eat A Cake (life of enjoyment) or Give A Cake (life of contribition).

Jadi, manakah yg membuat anda paling bahagia? proses membuat kue, memakan kue, atau berbagi kue ke tetanga anda?

Sumber: Catatan Ahmad Faiz Zainuddin (Pendiri LoGos Institute) dan logos.co.id