Jauhi Politik Kantor

Begitu banyak eksekutif yang beranggapan bahwa cara menapaki sebuah kesuksesan adalah dengan menggunakan menggunakan cara-cara tidak etis seperti mempermalukan atau menjatuhkan martabat rekan-rekan manajernya untuk meraih tujuan. Pola kasar semacam ini dilakukan dengan cara yang licik, misalnya dengan 'menusuk dari belakang'. Bahkan, acap kali, mereka kedapatan tengah berperan sebagai penjilat.

 
Well, sebaiknya kita jujur dengan diri sendiri terutama jika Anda adalah pengusaha. Berhati-hatilah, 'sibuk' bukan berarti produktif, 'pandai mengambil hati' belum tentu bisa bekerja dengan baik. Sayangnya, tidak sedikit pengusaha yang terjebak dengan pola perilaku karyawannya yang pintar 'cari muka' sehingga menutupi perilakunya yang tidak kompeten.
True Story
Orang-orang seperti yang saya sebutkan di atas, benar-benar ada di sekitar Anda. Mereka dapat bertahan dengan cara bernaung di bawah organisasi yang kurang kokoh. Merebaknya 'politik kantor' semacam ini, merupakan gejala melemahnya wibawa seorang pemimpin. Mungkin kasus semacam ini disebabkan oleh sistem penunjang yang masih belum adil atau jelas.
Bagi karyawan, bila menghadapi hal ini dengan bersitegang, justru akan menyebabkan kesulitan internal. Anda justru akan bertikai satu sama lain. 
Untuk itu, jangan sia-siakan waktu Anda dengan hal-hal yang tidak membuat Anda menjadi pribadi yang hebat. Habiskan waktu Anda untuk berkreasi dan menyelesaikan tugas. Jadikan tindakan Anda sebagai politik Anda. Pada perusahaan berkondisi bagus, setiap kontribusi sangat berarti.
Intinya, jangan sampai terseret ke dalam 'politik kantor'. Jangan biarkan orang mengatakan kepada Anda sesuatu jika yang dikatakan itu 'sangat rahasia'. Jangan bertanya, jangan menjawab, dan jangan menyetujui. Jangan katakan keburukan orang lain. Jangan membuat gosip. Katakan, "Saya tidak tahu." Dan tetaplah bekerja sebaik-baiknya.
Untuk Leader:
Pastikan Anda memiliki Key Performance Indicator yang menunjukkan kinerja setiap karyawan dan jangan toleransi tindakan indisipliner, tidak kompeten, atau rendahnya motivasi dengan senantiasa melakukan regular coaching.
________________ 
Salam pencerahan,
Tom MC Ifle
Founder & CEO Top COACH Indonesia
www.TopCoachIndonesia.com

Sumber : andriewongso.com