Di dunia bisnis otomotif, nama Soebronto Laras tentu tidak asing lagi. Presiden Direktur PT. Indomobil Suzuki Internasional ini telah membawa Suzuki mengukir berbagai prestasi di Indonesia. Salah satu kebanggaannya adalah keberhasilan Soebronto mewujudkan impian dengan meluncurkan mobil Suzuki APV.
Pria kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1943 ini memang sudah mencintai dunia otomotif sejak kecil. Awalnya, ia sangat tertarik dengan kegiatan bengkel. Sang ayah, alm. R. Moerdowo sejak tahun 1949 merupakan importir mobil Citroen, Tempo, dan Combi. Tak heran, jika sejak kecil ia menyukai dunia otomotif.
Soebronto mengenyam pendidikan di SD dan SLP Perguruan Cikini, Jakarta kemudian masuk ke jenjang SLA di Harapan Kita, Jakarta. Pada masa remaja, Soebronto pernah menjadi pembalap motor bersama antara lain Tinton Soeprapto.
Setelah lulus SLA, pada tahun 1969, suami dari Herlia Emmi Yani (putri almarhum Jenderal Ahmad Yani) ini melanjutkan pendidikannya di Paisley College for Technology, Skotlandia dengan mengambil studi rekayasa mesin. Pada tahun 1972, ia berangkat ke London untuk kuliah di Hendon College for Business Management. Di sana ia berteman baik dengan Roesmin Noerjadin (mantan Menteri Perhubungan), dan Benny Moerdani (mantan Pangab).
Setelah studinya selesai, pria yang menyukai olahraga ini mulai merintis kariernya di tanah air. Ia berkenalan dengan Atang Latif, pemilik dari Bank Indonesia Raya, dan kemudian bahkan menjadi orang kepercayaan Atang.
Tahun 1972, Soebronto menjabat sebagai Direktur PT First Chemical Industry yang bergerak di bidang formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator. Empat tahun kemudian ia menjadi direktur utama perusahaan perakitan mobil Suzuki. Pada tahun 1984, ia menjadi Direktur Utama PT National Motors Co, dan PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter. Kini ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Indomobil Suzuki Internasional.
Soebronto gemar mengoleksi sepeda motor. Sampai saat ini, ia masih suka menunggang motor ke luar kota. Jika ada produksi baru hasil rakitan pabrik mobilnya, ia tidak pernah absen ikut menguji mobil tersebut. Keterlibatan dan kecintaannya pada dunia otomotif inilah yang membuatnya mampu melewati berbagai krisis yang pernah menimpa perusahaannya.
Kecintaan pada dunia otomotif menjadikan pengusaha Soebronto Laras kian sukses dalam menguasai pangsa pasar otomotif Indonesia. Pandai bergaul dengan berbagai kalangan juga merupakan salah satu kunci kesuksesannya. Itulah bukti bahwa komitmen dibarengi kecintaan pada suatu hal akan membuahkan hasil yang maksimal. Sebuah perjalanan hidup yang patut untuk diteladani dari seorang Soebronto Laras. (Tim Andrie Wongso)Pria kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1943 ini memang sudah mencintai dunia otomotif sejak kecil. Awalnya, ia sangat tertarik dengan kegiatan bengkel. Sang ayah, alm. R. Moerdowo sejak tahun 1949 merupakan importir mobil Citroen, Tempo, dan Combi. Tak heran, jika sejak kecil ia menyukai dunia otomotif.
Soebronto mengenyam pendidikan di SD dan SLP Perguruan Cikini, Jakarta kemudian masuk ke jenjang SLA di Harapan Kita, Jakarta. Pada masa remaja, Soebronto pernah menjadi pembalap motor bersama antara lain Tinton Soeprapto.
Setelah lulus SLA, pada tahun 1969, suami dari Herlia Emmi Yani (putri almarhum Jenderal Ahmad Yani) ini melanjutkan pendidikannya di Paisley College for Technology, Skotlandia dengan mengambil studi rekayasa mesin. Pada tahun 1972, ia berangkat ke London untuk kuliah di Hendon College for Business Management. Di sana ia berteman baik dengan Roesmin Noerjadin (mantan Menteri Perhubungan), dan Benny Moerdani (mantan Pangab).
Setelah studinya selesai, pria yang menyukai olahraga ini mulai merintis kariernya di tanah air. Ia berkenalan dengan Atang Latif, pemilik dari Bank Indonesia Raya, dan kemudian bahkan menjadi orang kepercayaan Atang.
Tahun 1972, Soebronto menjabat sebagai Direktur PT First Chemical Industry yang bergerak di bidang formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator. Empat tahun kemudian ia menjadi direktur utama perusahaan perakitan mobil Suzuki. Pada tahun 1984, ia menjadi Direktur Utama PT National Motors Co, dan PT Unicor Prima Motor, perakit mobil Mazda, Hino, dan sepeda motor Binter. Kini ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Indomobil Suzuki Internasional.
Soebronto gemar mengoleksi sepeda motor. Sampai saat ini, ia masih suka menunggang motor ke luar kota. Jika ada produksi baru hasil rakitan pabrik mobilnya, ia tidak pernah absen ikut menguji mobil tersebut. Keterlibatan dan kecintaannya pada dunia otomotif inilah yang membuatnya mampu melewati berbagai krisis yang pernah menimpa perusahaannya.