Banyak orang berpendapat bahwa, sudah seharusnya sistem pendidikan kita direvisi kembali. Sebab, selama ini sistem tersebut cenderung mengajarkan kita untuk takut berbuat sesuatu. Kita jadi takut berbuat salah. Sebagai contoh, ketika kita sekolah dulu, selalu kita diharuskan oleh guru kita untuk mengerjakan segala sesuatu tidak boleh salah. Padahal, semakin banyak kita membuat kesalahan, maka kita akan banyak belajar dari kesalahan itu.
Begitu juga saat sekolah dulu kita selalu diharuskan menghafal pelajaran dan menghitung angka, dan bukan bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana praktik memimpin, dan bagaimana praktik bekerjasama. Sehingga ada yang berpendapat bahwa sistem pendidikan kita di sekolah selama ini sebetulnya ‘memiskinkan kecerdasan entrepreneur’ kita sendiri.
Apalagi bagi kita yang ingin menggeluti dunia bisnis, maka akan selalu dihantui perasaan takut untuk berbuat sesuatu dalam bisnis. Padahal di dalam kita menjalankan bisnis, tak ada slahnya kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita perbuat. Artinya, kita harus berani berbuat sesuatu. Kita jangan takut memulai atau mengembangkan bisnis kita. Itulah sebenarnya manfaat kalau kita benar-benar memiliki kecerdasan entrepreneur, saya singkat Entre-Q.
Jika kita memiliki Entre-Q biasanya cenderung memiliki prilaku atau kepribadian yang aneh-aneh. Itu menurut ukuran orang pada umumnya. Sebab yang membedakan seseorang entrepreneur atau bukan antara lain terletak pada Entre-Q. Misalnya dia akan menjadi seorang entrepreneur yang cenderung memiliki keberanian, dan itu sangat ‘menonjol’ dibandingkan orang pada umumnya.
Saya juga melihat, bahwa sebagian besar entrepreneur yang memiliki Entre-Q mempunyai perinsip bahwa, setiap menghadapi tantangan bisnis dan kehidupan selalu dengan mengedepankan semangat dan spiritualnya. Ituisi biasanya dia bangun sendiri dari pemikiran-pemikirannya, yang itu bisa dia pelajari dari orang lain, atau dia temukan sendiri. Entrepreneur yang memiliki Entre-Q biasanya juga selalu komit atau konsisten dengan apa yang dia lakukan. Dan, dia akan selalu punya keinginan untuk terus belajar dari pengalaman bisnisnya baik pahit maupun manis.
Sehingga tak mengherankan, kalau sosok pengusaha seperti ini biasanya punya kelebihan berfikir yang linear atau tidak teratur. Dia juga cenderung tak hanya cerdas dalam emosi atau keberaniannya, tetapi dia juga cerdas dalam kreativitasnya, intuisinya dan spiritualnya.
Apakah Entre-Q itu bisa kita kembangkan? Saya kira bisa saja. Caranya, dengan memperbanyak pengalaman secara langsung. Maksud saya, kita harus banyak praktik, banyak mencoba. Begitu juga halnya dalam bisnis. Kalau Robert Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad’s Guide to Investing”, lebih suka menyebut bahwa kita tidak hanya cukup memiliki School Smart, tetapi kita juga harus memiliki Street Smart. Menurut saya, “School Smart itu penting, Academic Smart juga penting. Tapi untuk mengembangkan jiwa entrepreneur, Street Smart dan Entre-Q lebih penting.”
Sumber : purdiechandra.net