blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Angela F. Braly Dengan Ide-Ide Briliannya


Angela F. Braly bisa dibilang, sosok wanita yang tangguh. Terutama di kalangan pelaku industri kesehatan di Amerika, sepak terjang Chief Executive Officer (CEO) WellPoint Inc. ini begitu disegani. Paling tidak, itu tergambar dari hasil pengamatan America Modern Healthcare yang menyatakan bahwa Angela layak ditempatkan sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di sektor industri ini. Penilaian yang bukan sekadar formalitas. Tak kurang dari The Wall Street Journal pun, pekan lalu, menobatkan Angela sebagai CEO wanita terbaik di dunia. Sebelumnya, predikat yang sama juga dilayangkan oleh majalah Fortune. 




Begitu luar biasakah Angela? Tak perlu dimungkiri. Salah satu prestasinya yang sempat memukau banyak kalangan adalah perjalanan karirnya di WellPoint. Hanya dalam waktu dua tahun setelah bergabung dengan perusahaan ini, tepatnya sejak Juni lalu, ia berhasil menyodok hingga menduduki kursi CEO.



Kini, di bawah komandonya berada tak kurang dari 42 ribu karyawan. Ia juga harus piawai melayani sekitar 34 juta pemegang kartu kesehatan WellPoint. Dan sebagai anggota Blue Cross Blue Shield (asosiasi perusahaan asuransi kesehatan di Amerika), dari markasnya di Indianapolis, Indiana, setiap bulannya Angela masih harus mondar-mandir ke 14 negara bagian untuk mengadakan koordinasi dengan para anggota lain. Bagi ibu tiga anak ini, sungguh bukan job tergolong ringan.



Semua tugas itu harus dijalankannya, semata untuk menjaga kinerja perusahaan agar tetap bersinar. Jerih payahnya mulai menampakkan hasil setelah masa kepemimpinannya berjalan tiga bulan: kinerja WellPoint menunjukkan tren yang terus meningkat. Bahkan performa yang begitu menggembirakan ini berhasil dipertahankan sampai sekarang. Selama WellPoint berada di bawah kendalinya, ia mampu menjaring peserta baru sebanyak 800 ribu orang. Targetnya hingga akhir tahun nanti, WellPoint akan mampu menambah jumlah pesertanya hingga sebanyak 1,4 juta orang.



Pencapaian itu otomatis mendongkrak pendapatan WellPoint. Selama tahun lalu saja, perusahaan ini berhasil membukukan pemasukan hingga sebesar US$ 56,9 miliar, dengan keuntungan bersih lebih dari US$ 3 miliar. Melihat perkembangan yang begitu luar biasa, Angela pun optimistis bahwa hingga akhir tahun nanti target pertumbuhan pendapatan WellPoint bisa mencapai lebih dari 15%. ”Apa yang kami lakukan memang sudah pada arah yang benar,” katanya.


Salah satu kunci keberhasilannya, menurut pandangan banyak analis, karena Angela tergolong eksekutif yang memiliki kedisiplinan amat tinggi. Soal pengelolaan anggaran keuangan, misalnya, sang CEO berhasil menerapkan sistem yang lebih praktis, tapi tak mengurangi sisi pengawasan. Seperti penyederhanaan pada proses administrasi, mulai dari mengurus klaim hingga ke pencairannya, semuanya dikemas dengan pola pelayanan yang lebih simpel dan efektif.



IDE-IDENYA MEMANG BRILIAN

Berkat kebijakan itu, selain mampu meningkatkan kualitas pelayanan—sehingga mendongkrak kepercayaan publik lebih tinggi lagi—target pengetatan biaya pun tercapai. Itu terlihat dari biaya operasional yang cenderung menurun. Hingga September lalu, total biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan ini mencapai US$ 3,2 miliar, atau lebih rendah sekitar 37% dari yang dianggarkan sebelumnya.



Angela tergolong leader yang mumpuni. Nyatanya ia dinilai berhasil menanamkan filosofi yang mampu menggugah semangat para karyawannya. Dalam setiap kesempatan ia selalu mengatakan bahwa sebagai karyawan dari sebuah perusahaan asuransi, seyogianya harus memiliki kelebihan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dan hanya orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu saja yang bisa melakukan hal tersebut.

Ia juga dipandang sebagai CEO yang memiliki naluri bisnis yang tajam. Setelah resmi menggantikan pendahulunya, Larry C. Glosscock, langkah pertama Angela adalah mengakuisisi American Imaging Management (AIM), perusahaan yang bergerak di bidang kardiologi. Alasannya, AIM memiliki pelanggan yang cukup besar, yakni lebih dari 20 juta. Sungguh kebijakan ekspansi yang amat strategis. Mengapa tidak. Berkat akuisisi ini, otomatis pelanggan AIM berpotensi menjadi peserta WellPoint.


Langkah bisnis itu juga berpeluang menyelenggarakan pelayanan terpadu. Artinya, lewat model pelayanan ini, para peserta WellPoint kini tidak perlu repot-repot lagi melakukan check up di tempat lain. Atas berbagai pertimbangan itu, rupanya, Angela tak ragu menggelontorkan dana hingga sebesar US$ 300 juta untuk mengakuisisi AIM—yang prosesnya hanya membutuhkan waktu tak lebih dari dua bulan.



Ide-idenya memang brilian. Misalnya saja ketika Angela diundang berbicara di depan para politisi, beberapa bulan lalu. Ketika itu, ia tak ragu melontarkan usul agar setiap negara bagian memberikan insentif—di antaranya keringanan pajak—bagi perusahaan yang peduli terhadap kesehatan masyarakat. Pertimbangannya, sampai saat ini masih ada sekitar 50 juta penduduk Amerika yang belum memiliki asuransi kesehatan.



Gagasan itu tidak sepenuhnya disambut baik. Ia malah mendapat kritikan tajam karena dianggap berbicara melebihi kapasitasnya sebagai seorang CEO perusahaan asuransi. Kendati begitu, Angela menanggapinya dengan santai. Ia justru senang idenya banyak direspons. Lebih dari itu, semangatnya kian membara. Beberapa waktu lalu, ia malah mengajukan proposal yang dilayangkan kepada Gubernur California Arnold Schwarzenegger. Isinya, mengingatkan Pak Gubernur agar segera memberikan subsidi sebesar 85% yang bisa dimanfaatkan untuk meringankan ongkos pengobatan penduduk California.



Terjun ke bisnis asuransi sebenarnya bukan cita-cita wanita yang lahir di Texas 46 tahun lalu ini. Setelah menyelesaikan kuliah di Texas Tech University, Angela melanjutkan studi ke Fakultas Hukum di Southern Methodist University School of Law. Sejak kecil ia memang berkeinginan menjadi seorang pengacara. Setelah menyelesaikan studinya, ia bekerja di kantor pengacara St. Louis Law Firm of Lewis, Rice & Fingersh, L.C.



Profesi pengacara cukup lama digelutinya, yakni hingga 1999. Setelah itu ia bergabung dengan RightCHOICE Managed Care Inc. Posisi perdananya di perusahaan asuransi kesehatan itu sebagai general counsel. Di sinilah ia mulai berkenalan dengan dunia asuransi. Tiga tahun kemudian perusahaan ini diakuisisi oleh WellPoint Health Network Inc. Sehingga pada 2003 secara resmi Angela bekerja di WellPoint Health dengan posisi sebagai direksi.

Baru berjalan dua tahun, perusahaan ini melakukan merger dengan perusahaan asuransi kesehatan lainnya, Anthem Inc., yang kemudian melahirkan WellPoint Inc. Sebelum dipercaya mengemban tugas sebagai CEO, di perusahaan hasil merger ini ia sempat menjabat sebagai chief public affairs officer.



Sumber : majalahtrust.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More