Money is Time

Ungkapan “time is money” kita semua pasti pernah mendengarnya. Lalu apa bedanya dengan “money is time”? Time is money lebih condong pada pemikiran ‘gunakan waktu sebaik2nya untuk kegiatan produktif mencari uang’ misalnya dari pada anda hanya buang waktu nonton TV lebih baik berwiraswasta untuk menambah penghasilan, sedangkan “Money is Time” adalah konsep yg menekankan bahwa banyaknya uang yg anda miliki/yg anda habiskan berbanding lurus dengan waktu yg dapat anda miliki/korbankan. Hal ini pernah saya ulas sedikit di artikel
 sebelumnya sebagai purchasing decision factor. Tujuan tulisan kali ini untuk melihat langsung berapa banyak waktu yg ‘dapat dibeli’ dengan uang dan faktor2 apa saja menentukan lamanya waktu yg dapat dibeli.

Berapa lama anda dapat hidup tanpa penghasilan?
Dalam keuangan pribadi ada 2 faktor dasar yg menjadi pertimbangan: penghasilan dan pengeluaran. Bila anda berpenghasilan besar dan berpengeluaran besar pula (life style inflation) maka keuangan anda mirip dengan tikus yg terus berlari diatas roda tanpa habis2nya dan anda sangat rentan bila penghasilan anda macet karena berbagai alasan misalnya: keadaan ekonomi memburuk, bisnis sorot atau anda kena PHK. Bila keuangan anda lebih besar pasak daripada tiang, skip saja post ini, lunasin hutang anda dan kembali lagi ketika kondisi keuangan anda sudah kembali sehat.
Bila anda berpenghasilan biasa2 saja dan berpengeluaran kecil ,menabung setidaknya 50% dari penghasilan anda dengan konsisten selama bertahun2 maka anda secara financial anda jauh lebih maju dibanding orang2 sekitar anda. Tentu lebih baik lagi bila penghasilan anda besar dan pengeluaran anda kecil (menabung setidaknya 75% dari tabungan anda). Dengan savings rate sebesar 75% anda dapat dengan memenuhi financial goal anda jauh lebih cepat misal untuk DP rumah (saya pribadi menggunakan cara ini utk mengumpulkan 20%+ DP rumah dalam 2-3 tahun dengan mengambil second job untuk meningkatkan penghasilan dalam waktu singkat dan pada saat yg bersamaan menekan pengeluaran).

Kalau anda iseng2 ingin tahu brapa lama waktu yg dpt ‘dibeli’ dengan tabungan dan pengeluaran sekarang berikut contoh perhitungannya:
Tabungan: Rp60,000,000
Pengeluaran bulanan: Rp600,000
Waktu yg anda punya:  100 bulan alias 8.3 tahun tidak bekerja kalau anda mau

Hitungan diatas hanyalah ilustrasi kasar dalam menghitung berapa waktu yg dapat anda beli dengan memperhitungkan tabungan dan pengeluaran regular anda. Dalam kehidupan nyata anda harus memperhitungkan laju inflasi, pengeluaran tak terduga misal karena anda sakit keras dan jenis2 profile investasi yg anda gunakan untuk menaikkan sisi penghasilan anda. Tentu itu semua kembali ke anda masing2 untuk menggemukkan sisi penghasilan atau menekan pengeluaran atau menjalankan kedua2nya sekaligus.

Dari ilustrasi diatas dapat dilihat bahwa penghasilan yg tinggi tidak menjamin bahwa anda akan aman secara financial bila diikuti dengan gaya hidup yg konsumptif. Mendiang Michael Jackson adalah pemusik yg amat berbakat dan saya nyakin penghasilannya jauh lebih besar daripada kita semua namun dia juga memiliki “Neverland” taman hiburan pribadi yg menelan biaya maintenance yg sangat besar. Begitu masa keemasannya pudar diiringi turunnya penghasilan dan disertai biaya life style yg tinggi, mendiang dinyatakan bangkrut.

Penghasilan mungkin sedikit diluar kontrol kita (politik kantor, kondisi ekonomi makro dll) tapi pengeluaran 100% selalu kita yg kontrol (assume ceteris paribus) dan berita gembiranya anda tidak harus berpenghasilan tinggi untuk memiliki peace of mind secara financial. Pilihannya kembali ke kita masing2 apakah anda ingin menggunakan uang anda untuk memilih kebebasan waktu atau memilih kebebasan membeli barangsekarang dan terus bekerja seperti tikus yg berlari diatas roda.

Sumber : kompasiana.com