Banyak sudah orang-orang muda yang sukses berbisnis di Amerika, salah satunya Paul Amron Yuwono. Amron malah jadi perias asal Indonesia yang ikut berkiprah saat menjadi perias Maya Sutoro, adik Presiden AS Barack Obama menjelang pelantikan Presiden AS itu Januari lalu. Bagaimana ia bisa sampai sukses di sana ?
Amron sudah sejak muda melanglang buana. Ia meninggalkan Yogya saat usianya baru 17 tahun. Pada tahun 1986 ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah di AS dan lulus college untuk bidang Telekomuniasi dan Fine Art. Tahun 1989-an ia kembali ke Yogyakarta . Pada saat itulah ia ketemu Maya dan bercerita kalau ia ingin mendirikan hotel dengan nuansa alam. Setelah itu ia mendirikan Vagabond International Youth Hostel di kota Gudeg. Hostel-nya, kata Amron dalam website-nya, cukup terkenal dan banyak turis-turis muda dunia yang menginap di sana . Seperti namanya, hotel itu diperuntukkan bagi kaum muda.
Tahun 1995 ia dan keluarganya membangun hotel lain dengan suasana khas yogya yang diberi nama Jogja Village (Dusun) Inn . Kedekatannya dengan kalangan seni dan budaya membuat hotel ini dijadikan tempat untuk berbagai workshop dan sebagainya. Para tamunya pun banyak yang puas karena mereka mendapatkan aspek lain dari suasana pedesaan Indonesia .
Tahun 1998 Amron memutuskan kembali ke San Francisco untuk melanjutkan sekolah di bidang manajemen hotel. Di tengah kesibukannya belajar ia menyempatkan diri bekerja di hotel-hotel kecil dan galeri-galeri seni. Karena bakat seninya itu ia juga ikut tampil baik di dalam teater, film, pentas seni, dan berbagai acara. Ia sering tampil sebagai penari untuk jenis tari-tarian Indonesia . Ia juga menjadi koreografer beberapa pementasan seni di sana . Menjadi figuran dalam beberapa film Hollywood. Selain Milk, kata Amron, ia juga main di film Mission St. Rhapsody.
Keahlian lainnya adalah merias yang ia pelajari dari sebuah sekolah rias terkenal Cosmetology and Hair Academy di San Francisco . Namun banyak komunitas Indonesia di sana yang mengenal Amron sebagai MC pada acara 17 Agustusan. Tak hanya itu, kegiatan lainnya ia menjadi wartawan lepas untuk KabariNews.com dan Indonesia News Channel.
Tahun 2004 ia mendirikan studio seni di San Francisco dengan nama Gecko Gecko. Di studio ini terdapat berbagai produk seni khas Indonesia . “Studio ini menampung karya-karya seni terbaik seniman-seniman Indonesia ,” katanya. Karena beragamnya produk, di Gecko akan ditemukan aneka bentuk produk mulai dari lukisan, batik, wayang golek, wayang kulit, payung, topeng-topeng dan sebagainya. Studionya pun cukup lega. Studio itu ia dirikan bersama rekan bisnisnya di Amerika. Setelah pengalamannya merias Maya, figur Amron jadi terkenal oleh mereka yang berada di luar komunitasnya
Sahabat sahabat semua, keinginan yang kuat untuk belajarlah yang membuat Paul Amron Yuwono bisa menjadi sekarang ini. jadi teruslah belajar agar kompetensi kita terus meningkat. jangan batasi diri, terus belajar dan gapai masa depan.
Sumber: www.majalahduit.co.id