Alkisah, suatu pagi saat sarapan di meja makan, ibu berkata: "Ina, ibu perhatikan, beberapa hari ini kamu begitu tegang dan gelisah, kalau boleh tahu, ada apa yang mengganggu pikiranmu na?". "Iya bu, ina tegang nih. Jadwal pertandingan bulu tangkis dan undiannya sudah keluar bu. Babak2 awal kalau ina bisa menang maka selanjutnya harus bertanding melawan sita, itu lho bu, yang mengalahkan ina di final di kejuaraan lalu. Nanti kalau ina bermain jelek seperti dulu dan kalah lagi bagaimana bu.
Duh ina tegang banget. Udah ya bu, ina berangkat dulu, mobil jemputan datang tuh" sambil mencium tangan ibunya, ina bergegas berangkat ke sekolah. Malam hari, saat menjelang tidur, ibu mengetuk pintu kamar ina dan merekapun melanjutkan percakapan tadi pagi di meja makan. "Ina, ibu tau kamu tegang dan takut kalah lagi. Kamu taukan , pertandingan bila tidak menang ya kalah. Kamu harus berani menentukan target sebagai juara! Kalau nanti ternyata kamu kalah ya tidak apa-apa .
Yang penting jangan mudah menyerah, jangan takut kalah sebelum bertanding! Maka sisa waktu satu minggu lagi harus kamu persiapkan dengan sebaik-baiknya! Selain latihan tehnik, fisik dan stamina, apalagi mental juara harus kamu persiapkan. Saat istirahat, visualisasikan, bayangkan ina selesai bertanding di final, dengan keringat yang masih bercucuran, kemudian dipanggil ke panggung untuk menerima medali emas dan piala kemenangan. Pejamkan mata seakan itu yang akan terjadi. Jangan lupa, setiap hari ditutup dengan doa. Serahkan semua kepada Tuhan dan istirahatlah dengan tenang".
Ina pun dengan tekun menjalankan nasehat ibunya dari hari ke hari. Berlatih tehnik dan fisik dengan penuh keseriusan. Saat beristirahat, dalam kesendiriannya ina berlatih menvisualisasikan gambar kemenangan di dalam pikirannya, dan semakin hari semakin jelas gambar yang tampak disana . Dan ketika hari pertandingan tiba, setiap babak dilalui dengan semangat bertanding yang luar biasa. Dan akhirnya, seperti apa yang divisualisasikan dipikirannya pun menjadi kenyataan. Ina berdiri di panggung dengan keringat yang masih bercucuran, menerima kalungan medali dan piala di tangan sambil matanya berkaca-kaca bahagia. Impianku menjadi kenyataan, aku menjadi juara!!! Terima kasih Tuhan!!!
Andrie Wongso
Duh ina tegang banget. Udah ya bu, ina berangkat dulu, mobil jemputan datang tuh" sambil mencium tangan ibunya, ina bergegas berangkat ke sekolah. Malam hari, saat menjelang tidur, ibu mengetuk pintu kamar ina dan merekapun melanjutkan percakapan tadi pagi di meja makan. "Ina, ibu tau kamu tegang dan takut kalah lagi. Kamu tau
Yang penting jangan mudah menyerah, jangan takut kalah sebelum bertanding! Maka sisa waktu satu minggu lagi harus kamu persiapkan dengan sebaik-baiknya! Selain latihan tehnik, fisik dan stamina, apalagi mental juara harus kamu persiapkan. Saat istirahat, visualisasikan, bayangkan ina selesai bertanding di final, dengan keringat yang masih bercucuran, kemudian dipanggil ke panggung untuk menerima medali emas dan piala kemenangan. Pejamkan mata seakan itu yang akan terjadi. Jangan lupa, setiap hari ditutup dengan doa. Serahkan semua kepada Tuhan dan istirahatlah dengan tenang".
Ina pun dengan tekun menjalankan nasehat ibunya dari hari ke hari. Berlatih tehnik dan fisik dengan penuh keseriusan. Saat beristirahat, dalam kesendiriannya ina berlatih menvisualisasikan gambar kemenangan di dalam pikirannya, dan semakin hari semakin jelas gambar yang tampak di
Andrie Wongso