Suatu hari ditengah hutan belantara, tampak seekor induk macan mati setelah melahirkan anaknya. Tidak lama berselang, datang serombongan kambing melintas tempat itu. Si induk kambing terhenti sejenak dan melihat ke arah anak macan yang tidak berdaya itu. Melihat kondisi tersebut, timbul naluri si induk kambing untuk melindungi. Kemudian induk kambing menghampiri dan memberi belaian kehangatan kepada si anak macan. Merasakan kehangatan dan perlindungan semacam itu, si anak macan pun mengikuti ke mana induk kambing pergi.
Hari-hari berikutnya, anak macan itu hidup bersama kawanan kambing. Setiap hari ia menyusu dari induk kambing, bermain dengan anak-anak kambing lainnya, makan dan minum seperti halnya seekor kambing. Bahkan anak macan itu pun bersuara seperti kambing dan dirinya merasa sebagai bagian dari kawanan kambing itu.
Hingga suatu hari dan di suatu tempat, tampak kawanan kambing ini berlarian tercerai berai. Ada apa gerangan yang terjadi? Rupanya, kawanan kambing ini ketakutan dan merasa terancam jiwanya karena dikejar-kejar oleh seekor macan besar yang tampak garang dan buas. Si macan besar itu ditengah pengejarannya keheranan melihat ada seekor anak macan berlari-larian diantara kawanan kambing tersebut. Sang macan mengaum keras, dan berteriak kepada si macan kecil: “Hai, kamu macan kecil...! Mengapa kamu ikut lari? Jangan lariii! Berhentiii!”
Namun macan kecil itu tidak menggubris dan terus berlari semakin kencang mengikuti kambing-kambing lainnya. Macan besar berlari mengejarnya, dan dengan mudah sekali akhirnya ia berhasil menangkap si macan kecil. “Kenapa kamu ikut berlari diantara kawanan kambing itu? Kamu bukan kambing! Kamu adalah macan...sama seperti aku!” kata macan besar. “Bukan! Aku bukan macan...Aku kambing kecil, sama seperti mereka...!” teriak macan kecil sambil meronta melepaskan diri dari cengkeraman macan besar.
Macan besar menggeleng-gelengkan kepalanya keheranan. Macan kecil tampak tidak akan mau percaya kalau dirinya bukanlah seekor kambing. Untuk membuktikan kebenaran kata-katanya, macan besar membawa macan kecil ke tepi danau yang jernih airya. Begitu melihat pantulan bayangan dirinya dipermukaan air, macan kecil itu terkejut bukan main. “Hah...ternyata aku adalah macan...Aku adalah macan...Aku bukan kambing...”katanya berbisik.
Sesaat setelah menyadari kenyataan itu, seketika naluri sebagai seekor macan pun menyeruak. Ia menoleh ke arah macan besar yang sedang mengaum keras menunjukkan rasa senang dan kemenangannya. Macan kecil mulai menirukan perilaku macan besar. Dengan penuh percaya diri sambil membusungkan dada, ia berteriak kencang melengking-lengking. “Aku bukan kambing...! Aku adalah macan...! Aku adalah raja hutan...! Penguasa rimba yang gagah berani...!”
Kenali jati diri kita melalui potensi-potensi diri yang kita miliki. Miliki keyakinan dan kepercayaan diri bahwa Anda bisa sukses! Seperti macan kecil yang menemukan jati dirinya sebagai harimau. Miliki keberanian untuk berjuang mewujudkannya! You can become the person you want to be!
Anda bisa menjadi seseorang seperti yang Anda inginkan!
(Andrie Wongso)