Menjadi tua adalah suatu kepastian dan tak bisa ditolak manusia paling kuat sekalipun di muka bumi ini. Menjadi tua bukanlah sebuah hukuman, apalagi kutukan, sebaliknya itu adalah anugerah yang diberikan Sang Pencipta untuk diisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat.
Memang menjadi tua sering menghadirkan kekhawatiran tersendiri, bahkan sampai-sampai banyak pujangga dan pemikir hebat 'menentang' untuk hidup sampai tua. Tak heran bila ada pepatah yang mengatakan, berbahagialah mereka yang mati di usia muda karena tak merasakan kesusahan di hari tua. Dan, beruntunglah mereka yang tak terlahir karena mencicipi penderitaan dunia. Lalu,apakah menjadi tua adalah sebuah kutukan? Jelas tidak, sebaliknya itu adalah anugerah sekaligus keajaiban karena diberi panjang umur.
Bisa dihitung, sangat jarang orang yang bisa hidup sampai usia tua,jadi jangan disesali. Apalagi banyak orang hebat dan menjadi sosok panutan yang tetap bisa berkarya di saat usianya sudah tidak muda. Sebut saja Plato yang hidup sampai usia 80 tahun, banyak melahirkan pemikiran hebat ketika usianya sudah senja.Ada juga Andrew Carnegie jutawan yang baik hati, mendiang Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt, pengusaha Henry Ford dan Alexander Graham Bell. Mereka tetap menunjukkan vitalitas berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di kala usianya uzur. Carnegie misalnya, jutawan yang memiliki kekayaan USD65 juta, memberikan sebagian besar hartanya sekitar USD60 juta kepada orang tak mampu di sekitarnya.
Dan, hanya menyisihkan USD12 juta untuk tetap menjalankan bisnis di tiga perusahaannya. Bahkan dalam legenda Bangsa China, ada seorang penasihat militer ternama Sun Tzu yang menunjukkan karier gemilang di saat usianya tidak muda. Walaupun fisiknya tak sempurna, kematangan jiwa dan usianya membuatnya sulit ditandingi panglima muda yang paling kuat di masanya. Dia pun melahirkan buku seni berperang yang melegenda sampai sekarang. Terbantahkan sudah anggapan yang menilai menjadi tua hanya menghadirkan kesengsaraan sambil menunggu saat menutup mata.
Masa tua ternyata membuat seseorang bisa tetap produktif, semakin matang, dan bijak. Jarang sekali orang yang bisa merasakan kebahagiaan ini karena tak semua orang diberi usia sampai tua. Bagaimana cara untuk menggelorakan semangat muda di kala usia sudah tua? Anda perlu membaca buku berjuduk Produktif di Usia Senja karya Harbert Newton Casson. Buku yang berisi 140 halaman dan diterbitkan Kinza Books ini menyajikan kisah nyata dan rahasia sukses di kala usai sudah senja. Buku ini pun memberi motivasi bahwa usia tua bukan halangan untuk menggapai karier tertinggi dalam hidup.
Fisik boleh jadi sudah renta, tapi semangat,pemikiran,dan citacita tak pernah menjadi tua. Selama masih diberikan kesempatan melihat matahari dan menghirup udara segar di pagi hari,itu adalah tanda kehidupan harus terus dijalani. Menjadi tua dan mati adalah sebuah kepastian, tapi menghadapinya dengan melakukan hal positif dan bermanfaat adalah sebuah keberanian yang bijaksana.
Memang menjadi tua sering menghadirkan kekhawatiran tersendiri, bahkan sampai-sampai banyak pujangga dan pemikir hebat 'menentang' untuk hidup sampai tua. Tak heran bila ada pepatah yang mengatakan, berbahagialah mereka yang mati di usia muda karena tak merasakan kesusahan di hari tua. Dan, beruntunglah mereka yang tak terlahir karena mencicipi penderitaan dunia. Lalu,apakah menjadi tua adalah sebuah kutukan? Jelas tidak, sebaliknya itu adalah anugerah sekaligus keajaiban karena diberi panjang umur.
Bisa dihitung, sangat jarang orang yang bisa hidup sampai usia tua,jadi jangan disesali. Apalagi banyak orang hebat dan menjadi sosok panutan yang tetap bisa berkarya di saat usianya sudah tidak muda. Sebut saja Plato yang hidup sampai usia 80 tahun, banyak melahirkan pemikiran hebat ketika usianya sudah senja.Ada juga Andrew Carnegie jutawan yang baik hati, mendiang Presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt, pengusaha Henry Ford dan Alexander Graham Bell. Mereka tetap menunjukkan vitalitas berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat di kala usianya uzur. Carnegie misalnya, jutawan yang memiliki kekayaan USD65 juta, memberikan sebagian besar hartanya sekitar USD60 juta kepada orang tak mampu di sekitarnya.
Dan, hanya menyisihkan USD12 juta untuk tetap menjalankan bisnis di tiga perusahaannya. Bahkan dalam legenda Bangsa China, ada seorang penasihat militer ternama Sun Tzu yang menunjukkan karier gemilang di saat usianya tidak muda. Walaupun fisiknya tak sempurna, kematangan jiwa dan usianya membuatnya sulit ditandingi panglima muda yang paling kuat di masanya. Dia pun melahirkan buku seni berperang yang melegenda sampai sekarang. Terbantahkan sudah anggapan yang menilai menjadi tua hanya menghadirkan kesengsaraan sambil menunggu saat menutup mata.
Masa tua ternyata membuat seseorang bisa tetap produktif, semakin matang, dan bijak. Jarang sekali orang yang bisa merasakan kebahagiaan ini karena tak semua orang diberi usia sampai tua. Bagaimana cara untuk menggelorakan semangat muda di kala usia sudah tua? Anda perlu membaca buku berjuduk Produktif di Usia Senja karya Harbert Newton Casson. Buku yang berisi 140 halaman dan diterbitkan Kinza Books ini menyajikan kisah nyata dan rahasia sukses di kala usai sudah senja. Buku ini pun memberi motivasi bahwa usia tua bukan halangan untuk menggapai karier tertinggi dalam hidup.
Fisik boleh jadi sudah renta, tapi semangat,pemikiran,dan citacita tak pernah menjadi tua. Selama masih diberikan kesempatan melihat matahari dan menghirup udara segar di pagi hari,itu adalah tanda kehidupan harus terus dijalani. Menjadi tua dan mati adalah sebuah kepastian, tapi menghadapinya dengan melakukan hal positif dan bermanfaat adalah sebuah keberanian yang bijaksana.
By : Wasis Wibowo
Sumber : okezone.com