Dalam menghadapi dan menjawab kondisi ekonomi yang terus berkembang, cenderung berfluktuatif, dan tidak menentu sekarang ini, maka saya pikir sebaiknya kita melakukan jamming. Tom Peter, mengungkapkan bahwa perubahan yang serba cepat dan cenderung kacau itu pertanda zaman edan.
Sehingga, disukai atau tidak disukai, kita harus berani akrab dengan kekacauan. Saya yakin, jika kita punya keberanian yang besar untuk melakukan jamming akan sangat mungkin membantu bisnis kita untuk terus berkembang.
Menurut John Kao, pakar kewirausahaan terkemuka yang pernah mengajar di Harvard Bussiness School dan Stanford University, jamming itu identik dengan improvisasi inilah akan memunculakn banyak ide-ide bisnis yang kreatif dan inovatif. Dan hal ini akan sangat menguntungkan bagi kemajuan bisnis kita.
Hanya masalahnya sekarang adalah, apakah “pemain lain” atau katakanlah manajer dan karyawan kita itu bisa kompak atau tidak dalam melakukan jamming. Saya berpendapat bahwa jamming akan berhasil, jika dibawahnya kompak. Ini penting. Mengingat, bahwa setiap manajer maupun karyawan adalah mitra kreatif dalam bisnis kita. Dengan begitu, kita sebagai entrepreneur akan lebih siap menghadapi setiap perubahan, dan akan lebih siap lagi mengatasi krisis, jika kita berhasil melakukan jamming.
Memang, tidak setiap perusahaan itu berani melakukannya. Antara lain, karena masih adanya perasaan takut dengan munculnya perubahan. Masih adanya keinginan untuk mempertahankan status quo. Tapi, saya pikir, jika sesuatunya tidak jelas kedepan, maka lebih baik jamming. Sehingga, kita akan lebih bisa leluasa untuk bertindak luwes dalam berbisnis pada situasi apapun.
Jamming atau improvisasi menurut saya, bukanlah seni ynga hanya dimiliki musisi jazz. Tapi jamming juga harus dimiliki oleh entrepreneur yang memiliki intuisi yang tajam. Dan, kalaupun misalnya, manajer atau karyawan kita juga melakukan jamming dengan melontarkan ide-ide kreatif yang dapat dilaksanakan, itu juga positif.
Anggap saja, ide-ide kreatif yang berbeda-beda dalam perusahaan kita seperti bunga yang berwarna-warni yang semerbak harum baunya. Namun, tentu saja semua ide-ide bisnis kreatif itu harus tetap terkoordinasi dengan baik. Pendeknya, kita sebagai entrepreneur harus bisa memimpin atau megkoordinasikan semua itu.
Kita lihat saja, bagaimana para musisi jazz itu mampu bermain dalam sebuah struktur. Mereka bersepakat tentang siapa yang akan bermain, dan kapan memulainya. Karena ada yang memimpin, maka mereka menjadi kompak, sehingga melahirka irama-irama musik yang terdengar merdu. Sebaliknya, jika terjadi ketidak kompakan itu justru akan menimbulkan kebisingan. Sebab, musik jazz sebagimana halnya bisnis memang menggambarkan serangkaian perilaku kita yang seimbang. Artinya setiap permainan walaupun eksperimental, namun kesemuanya tetap masih bisa diatur sedemikian rupa. Begitu juga dalam bisnis.
Saya rasa “permainan-permainan” semacam ini akan sangat mungkin terjadi. Ada baiknya, hal itu janganlah sebagai hambatan didalam kita menggeluti bisnis. Tapi, justru hal itu akan lebih membuat kita dinamis, penuh semangat, dan tekun dalam berbisnis. Oleh karena itu, di era global yang terus menerus menuntut kita untuk melakukan hal-hal baru secara lebih cepat seperti sekarang ini, ada baiknya selalu melakukan jamming. Anda berani mencoba?
Sumber : purdiechandra.net