Dalam melakukan perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa proses yang akan dilalui dan perlu diketahui. Proses perencanaan keuangan ini dilakukan bukan oleh seorang perencana keuangan, namun oleh individu yang mempunyai tujuan-tujuan keuangan di masa depan. Perencana keuangan hanya memberikan arahan (guidance) dan rekomendasi atau nasihat (advice) kepada individu tersebut pada saat melakukan perencanaan keuangan.
Sebelum masuk ke dalam proses perencanaan keuangan, kita perlu mempertegas kembali apakah perencanaan keuangan itu? Definisi perencanaan keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Tujuan hidup dapat termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun.
Sebagian orang menggunakan bermacam instrumen keuangan sebelum mereka dapat mencapai semua tujuan mereka. Jadi, beberapa alat keuangan umum yang mendasar, seperti saham, obligasi, reksadana, asuransi jiwa, unitlinked, anuitas, produk pasar uang, real estate adalah elemen penting dari perencanaan keuangan.
Proses Perencanaan Keuangan
Proses perencanaan keuangan (financial planning process) memerlukan enam langkah untuk menolong seseorang melihat gambaran besar posisi keuangannya. Dengan menggunakan enam langkah ini, seseorang dapat mengetahui posisi keuangannya saat ini, apa yang mungkin dibutuhkan di masa depan, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Termasuk dalam proses ini adalah mengumpulkan informasi data keuangan yang relevan, menentukan tujuan-tujuan hidup, mengevaluasi status keuangan seseorang tersebut saat ini, dan kemudian menentukan strategi atau perencanaan untuk "bagaimana" mencapai tujuan keuangan seseorang tersebut berdasarkan situasi saat ini dan rencana masa depannya.
1.Menetapkan tujuan keuangan dan menentukan prioritas
Pada tahap ini seseorang (selanjutnya kita sebut individu) bersama perencana keuangan menentukan tujuan keuangannya, memahami jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut, mendiskusikan bagaimana perasaan individu atas risiko yang mungkin muncul dan selanjutnya memprioritaskannya. Yang perlu ditekankan adalah tujuan tersebut haruslah SMART atau spesifik (specific), dapat diukur (measurable), dapat dicapai (achievable), realistis (realistic), dan punya target waktu pencapaian (target).
Contoh dari tujuan keuangan:
-Mempertahankan gaya hidup saat ini,
-Mengakumulasikan kekayaan untuk tujuan pensiun,
-Proteksi jiwa dan kesehatan,
-Pendidikan anak,
-Pembagian warisan secara adil,
-Kebebasan finansial,
-Meminimalkan pajak yang dibayar,
-Dan sebagainya.
2.Mengumpulkan informasi yang relevan
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data finansial yang diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok guna merealisasikan tujuan. Semua informasi atau dokumen yang diperlukan harus ditemukan, sebelum mendapatkan nasihat yang dibutuhkan. Informasi mengenai data keuangan dapat diperoleh melalui pengumpulan data, survei, maupun pengisian kuesioner. Cara apa pun yang ditempuh mempunyai kelebihan masing-masing.
Contoh informasi yang harus dikumpulkan:
-Data tentang aset/kekayaan dan kewajiban/utang,
-Proyeksi pendapatan di masa mendatang,
-Analisis arus kas dan budget,
-Tabungan, polis asuransi yang dimiliki,
-Profil risiko individu,
-Dan sebagainya.
3.Analisis informasi yang ada
Selanjutnya, individu dan perencana keuangan harus melakukan analisis dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi individu saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan individu tersebut. Pada tahap ini perencana keuangan mencoba melihat kekuatan dan kelemahan status keuangan individu dan menganalisis bahaya atau risiko potensial yang mungkin muncul yang dapat menghalangi pencapaian tujuan keuangan.
Analisis yang dilakukan termasuk analisis aset, kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki, serta investasi yang telah dilakukan. Hal ini tergantung dari jenis pelayanan yang diinginkan sang individu. Dari analisis ini, perencana keuangan dapat menilai apakah tujuan keuangan kliennyarealistis atau tidak. Jika tidak, sang individu akan disarankan untuk mengubahharapannya.
Contoh area penting pada saat melakukan analisis dan evaluasi ini:
-Prospek karier dan pendapatan nasabah,
-Akumulasi dana yang sudah terkumpul untuk kebutuhan pensiun,
-Kepemilikan rumah,
-Pengelolaan kewajiban (utang),
-Dana yang telah dipersiapkan untuk pendidikan,
-Perencanaan bisnis pribadi,
-Tabungan yang sudah dimiliki hingga saat ini,
-Dan sebagainya.
Perencana keuangan harus memberikan rekomendasi perencanaan keuangan yang dititikberatkan pada tujuan keuangan individu berdasarkan informasi yang diberikan dan mengakomodir sejumlah faktor eksternal yang mungkin menghambat pencapaian tujuan keuangan. Perencana keuangan harus memastikan bahwa rekomendasi yang dibuatnya dibangun atas dasar pertimbangan yang sangat hati-hati dari seluruh data kuantitatif dan kualitatif yang terkumpul.
Perencana keuangan bersama-sama dengan individu yang menjadi kliennya akan mempelajari rekomendasi tersebut. Tujuannya adalah menolong individu untuk memahami rekomendasi tersebut sehingga individu dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar. Perencana keuangan juga harus mendengarkan apa yang dipikirkan oleh individu tersebut dan melakukan revisi atas rekomendasi tersebut apabila diperlukan.
Rekomendasi yang dibuat harus komprehensif dan sebaiknya terdiri dari:
-Perencanaan warisan dan perencanaan pajak,
-Perencanaan asuransi, perencanaan pensiun & pendidikan anak,
-Perencanaan investasi dana lokasi aset,
-Perencanaan untuk memiliki rumah pribadi,
-Perencanaan tabungan rutin maupun arus kas,
-Dan sebagainya.
5.Implementasi rekomendasi perencanaan keuangan
Langkah selanjutnya yang paling penting adalah mengimplementasikan rekomendasi yang dibuat. Ibarat dokter yang sudah memberikan resepnya kepada pasien, maka agar bisa sembuh, pasien tersebut harus menebus resep tersebut. Perencana keuangan dan individu bersama-sama mempelajari rekomendasi perencanaan keuangan dan harus sepakat tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencana keuangan dapat menjadi semacam "pengawas" dalam melakukan koordinasi atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama individu dan profesional lainnya, seperti pengacara/notaris, pialang saham atau konsultan pajak/akuntan.
6.Mengawasi perencanaan keuangan
Mengingat proses perencanaan keuangan adalah proses yang dinamis, maka diperlukan pemeriksaan dan revisi secara berkesinambungan. Tujuan dan status keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari.Sebab perubahan adalah hal yang absolut. Dan perubahan bisa terjadi baik secara internal (dari individu itu sendiri) maupun secara eksternal (misalnya inflasi dan sebagainya).
Pertemuan rutin antara perencana keuangan dengan individu dalam rangka pengawasan ini sangat penting untuk melihat perubahan maupun perkembangan keadaan keuangan individu. Di samping itu juga penting untuk memonitor portofolio aset individu tersebut dan memberikan saran yang cocok dengan perubahan-perubahan tersebut. Tujuan akhir dari pengawasan perencanaan keuangan ini adalah untuk memastikan bahwa perencanaan tersebut tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh:
Antony Japari, CLU, ChFC, CFP®
Vice Chairman - Financial Planner Association Indonesia
Sumber : andriewongso.com