Menceritakan kelemahan saat dilakukan interview, memang gampang-gampang sulit. Selalu ada rasa bimbang dari kandidat untuk blak-blakan dengan interviewer untuk soal yang satu ini. Terbetik sebuah pertanyaan, jangan-jangan ini semacam jebakan ‘batman’. Benarkah demikian?
Dalam artikel sebelumnya, “Ceritakan Kelemahan Anda Saat Interview (Part 1)”, terungkap ada dua jawaban blunder yang sering dilakukan oleh kandidat saat menjawab pertanyaan interviewer. Tidak hanya ‘konyol’, jawaban ini malah dianggap sebagai kesalahan fatal.
Jika kandidat masih berpedoman pada jawaban tersebut, tidak ada salahnya ia mencoba saran dari George Bloomgren yang ia tuangkan dalamemployment.typepad.com.
Rekomendasi jawaban atas pertanyaan, “Coba ceritakan apa kelemahan atau kekurangan Anda!” adalah sebagai berikut;
1. Berikan jawaban yang jujur.
Interviewer akan dapat melihat dengan jelas apakah jawaban kandidat jujur atau tidak. Oleh karena itu, kandidat harus menyiapkan jawaban yang jujur dan tulus.
“ Saya orangnya cukup pemalu, memang sudah dari sananya demikian (senyum sebentar). Karena itulah, saya memilih jalur karir sebagai seorang akuntan, yang saya pikir saya masih bisa bekerja sendirian. Tapi hal ini tidak menjadikan kemampuan saya menurun tentunya.”
Interviewer akan dapat melihat dengan jelas apakah jawaban kandidat jujur atau tidak. Oleh karena itu, kandidat harus menyiapkan jawaban yang jujur dan tulus.
“ Saya orangnya cukup pemalu, memang sudah dari sananya demikian (senyum sebentar). Karena itulah, saya memilih jalur karir sebagai seorang akuntan, yang saya pikir saya masih bisa bekerja sendirian. Tapi hal ini tidak menjadikan kemampuan saya menurun tentunya.”
2. Relevan, tetapi tidak berlebihan.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan jawaban yang berhubungan dengan kehidupan professional perusahaan, jika sama sekali tidak berhubungan itu namanya irrelevant. Dan kandidat akan dianggap bertele-tele dan tidak tajam dalam menganalisis pekerjaan.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dengan jawaban yang berhubungan dengan kehidupan professional perusahaan, jika sama sekali tidak berhubungan itu namanya irrelevant. Dan kandidat akan dianggap bertele-tele dan tidak tajam dalam menganalisis pekerjaan.
3. Tunjukkan pencapaianmu.
Ceritakan apa yang telah anda raih dalam kehidupan professional anda, jika anda pernah mengalami kegagalan, katakanlah bahwa anda bisa belajar banyak dari itu dan mampu bangkit. Sehingga kegagalan tersebut akan menjadi hal positif bagi interviewer.
Ceritakan apa yang telah anda raih dalam kehidupan professional anda, jika anda pernah mengalami kegagalan, katakanlah bahwa anda bisa belajar banyak dari itu dan mampu bangkit. Sehingga kegagalan tersebut akan menjadi hal positif bagi interviewer.
Untuk bisa berhasil dalam wawancara, tentunya tidak hanya ditunjang dengan hal-hal di atas atau kesiapan kandidat untuk menjawab pertanyaan yang kandidat prediksi akan muncul. Tidak kalah penting juga kandidat harus membekali diri dengan informasi mengenai perusahaan, termasuk lokasi dan bidang industrinya.
Selanjutnya, kepercayaan diri dan keterampilan berkomunikasi juga mengambil peran besar dalam penentuan diterima atau tidaknya kandidat. Dan tentunya ada faktor-faktor lain yang tidak bisa kandidat kontrol yakni faktor eksternal seperti karakter pewawancara, spesifikasi yang diinginkan perusahaan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan personal taste. (*/tw)
Sumber : portalhr.com