Fredeick W. Taylor adalah seorang sarjana teknik mesin yang banyak menaruh perhatian yang besar sekali dalam persoalan efisiensi kerja. Pada saat bekerja di Midvale Steel Company tahun 1881, Taylor menemukan bahwa cara-cara kerja yang tradisionil dilakukan disana sama sekali tidak efisien dan kalau hal ini terus dibiarkan akan menimbulkan kerugian financial yang sulit di tolerir. Taylor berpendapat bahwa para pekerja di Midvale Steel Company tidak menunjukkan prestasi sebagaimana mestinya yaitu menghasilkan output kerja dibawah sebenarnya yang dapat mereka hasilkan. Dari pengamatan-pengamatannya taylor mempunyai dugaan kuat bahwa yang menyebabkan terjadinya hal-hal tersebut adalah pengaturan jam kerja yang tidak benar. Di pabrik baja ini Taylor menemukan suatu kejanggalan yaitu bahwa manajer pabrik meskipun betul-betul telah memiliki data dan pengetahuan lengkap tentang operasi teknis mesin-mesin(sehingga mereka bisa menghitung berapa kira-kira besar output yang dihasilkan oleh mesin-mesin tersebut serta efisiensinya) akan tetapi mereka rata-rata sedikitpun tidak memiliki data dan pengetahuan manajerial yang bisa dipakai untuk memperhitungkan tingkat efisiensi operator-operator yang melayani mesin tersebut.
Berdasarkan hal ini maka Taylor menyimpulkan bahwa data tentang operasi manusia di pabrik-pabrik perlu perlu pula dikumpulkan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan dipakai bahan untuk menyusun standar kegiatan kerja dari para pekerja yang ada. Dengan mengetahui standard-standard ini, maka dapat kemudian dibuat criteria objektif untuk mengukur dan menetapkan performans ataupun efisiensi dari pekerja-pekerja tersebut.
Untuk menguji kebenaran buah pikirannya ini, Taylor berusaha meyakinkan pimpinannya dan berusaha memperoleh ijin ataupun dana untuk melaksanakan penelitian-penelitian. Dalam penelitiannya ia mengembangkan suatu system yang bertitik tolak pada ide penugasan (task) kerja. . Disini ia mengusulkan agar pekerjaan dari tiap-tiap pekerja selalu direncanakan dahulu oleh manajemen sekurang-kurangnya satu hari sebelum pelaksanaan. Disamping itu pula ditekankan bahwa masing-masing pekerja tersebut harus sudah menerima instruksi tersebut secara lengkap tertulis yang menggambarkan tugas-tugas yang mereka laksanakan serta fasilitas-fasilitas kerja yang diperlukan. Masing-masing detail pekerjaan tersebut akan disertai dengan waktu baku penyelesaiannya (yang diperoleh dari study pengukuran waktu kerja sebelumnya atau sekedar “estimasi” berdasarkan pengalaman histories). Didalam penentuan waktu baku ini telah pula dipertimbangkan waktu-waktu longgar (allowance time) yang diijinkan serta tingkat performance kerja sehingga operator akan mampu menyelesaikan tugasnya secara normal.
Bertitik pada ide ini, maka Taylor kemudian melaksanakan eksperimen yang terkenal di pabrik Bethlehem Steel Company. Di pabrik ini Taylor menemukan bahwa rata-rata pekerja yang bertugas memuatkan bijih-bijih besi ke dalam kereta-kereta pengangkut (lori) menggunakan cara kerja yang tidak efektif dan efisien. Disini masing-masing pekerja hanya mampu memuatkan tidak lebih dari 12,5ton bijih besi perharinya.
Dengan meneliti cara kerja yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja tersebut Taylor kemudian memulai eksperimen untuk memperbaiki metode dan efisiensi kerja yang sudah sekian lama berlangsung itu. Untuk itu Taylor menunjuk seorang pekerja yang sehat dan bertubuh kuat (persyaratan normal untuk pekerja tipe ini) yang sanggup mengikuti segala instruksi yang diberikan. Kepada para pekerja ini dijelaskan bahwa tujuan penelitian bukanlah untuk mengukur kekuatan maksimal yang dapat dihasilkan seseorang selama hari kerjanya, akan tetapi untuk mengetahui seberapa besar tenaga seseorang selama hari kerjanya, akan tetapi untuk mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja harus dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat memberi output semaksimal mungkin. Demikian pula dijelaskan bahwa kepada pekerja ini dijanjikan bahwa upah akan diberikan menurut jumlah banyaknya hasil kerja yang nantinya akan dicapai dengan syarat bahwa pekerja tersebut harus bersedia mengikuti semua instrruksi yang diberikan. Apabila diperintahkan untuk mangangkat, dia harus mengangkat: apabila diperintahkan untuk meletakkan beban, dia harus meletakkan beban yang dipikulnya tersebut: dan apabila diperintahkan berhenti atau istirahat maka iapun harus berhenti untuk berhenti bekerja, dan menggunakan waktunya untuk beristirahat benar-benar.
Demikianlah dengan mengendalikan setiap gerak dari pekerja yang telah tersedia menjadi ”robot”, Taylorpun mulai bereksperimen. Melalui pekerjanya ini Taylor mendapatkan bahwa hasil kerja akan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu berkerja, lamanya waktu istirahat yang diberikan. Disini Taylor berkesimpulan bahwa dengan bekerja dengan sekeras-kerasnya seorang pekerja memang dapat menghasilkan output yang besar akan tetapi hal ini akan melelahkan dan tidak akan tahan lama. Sebaliknya jika bekerja dengan sedikit mengeluarkan energi, memang akan bertahan lama akan tetapi hasil kerja yang dicapaipun akan sedikit sekali . Dengan demikian perlu dicari pengeluaran tenaga yang mampu menghasilkan prestasi yang optimal. Dengan mengatur proses kerja secara eksak dan mencegah terjadinya pemborosan-pemborosan tenaga serta pemberian-pemberian istirahat yang cukup; maka dengan mencengangkan banyak orang Taylor berhasil mendemonstasikan suatu metode kerja baru yang lebih efisien dalam hal pemuatan bijih-bijih besi untuk keperluan Bethlehem Company dengan mengikuti meotode kerja yang baru ini sipekerja yang dicoba dalam eksperimen tersebut ternyata berhasil mencapai prestasi kerja tidak kurang dari 47,5 ton sehari atau meningkat hampir empat kali lipat dari prestasinya sebelumnya.