MUNGKIN tidak banyak orang yang kenal siapa itu Gunadi Sindhuwinata. Memang, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor di Indonesia ini mungkin hanya terlihat di dalam bidang Automotif. Tapi jangan salah, meski begitu bukan berarti tak ada prestasi yang ia torehkan.
Asia Pacific Entrepreneurship Awards 2008 pun pernah ia dapatkan. Tak hanya itu dia juga kini diamanahkan jabatan sebagai Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional.
Tapi jangan salah, semua prestasi yang ditorehkan Gunadi harus ia mulai dari bawah. Dia bahkan masuk ke Indomobil dengan status lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM).
"Latar belakang pendidikan saya merupakan lulusan STM mesin. Saya mengambil dua jurusan yakni polymer dan metal," tutur Gunadi saat berdiskusi dengan redaksi Trijaya dan okezone beberapa waktu lalu.
Ketika masuk menjadi pegawai Indomobil pada 1982, Gunadi mendapat kerja sebagai pengawas engineering. "Kuncinya kerja keras dan jangan pernah berhenti belajar," tutur Gunadi mencoba memberi petuah.
Dengan tekad tersebut, karir Gunadi kian melesat. Seiring perjalanan waktu, Gunadi pun mulai mendapat kepercayaan dari bos di perusahaannya.
"Memimpin pabrik mungkin sudah menjadi kondrat saya. Dengan berkembangnya Indomobil, yang dulu hanya Suzuki, kini bertambah ada Nissan, Mazda, dan sebagainya, maka saya dipercaya untuk menangani engineering seluruh merek tersebut," ungkap Gunadi.
Setelah dinilai berprestasi, Indomobil pun kemudian menyekolahkan Gunadi ke luar negeri. Jerman, selaku pusat teknologi industri mesin dan automotif dijadikan tempat menimba ilmu.
Di Jerman, Gunadi menyelesaikan studinya hingga meraih gelar doktor. Sepulang dari Jerman, tentu Indomobil sudah menunggu tangan dinginnya menangani salah satu perusahaan automotif terbesar di Indonesia ini.
Ketika di Jerman, Gunadi mengaku sempat memiliki pengalaman yang kini menjadi pegangan dalam hidupnya. "Ada satu hal yang terkesan. Itu dari promotor saya ketika S3. Dia berkata, "kalau kamu mau mengubah keadaan, kamu mesti ada di dalamnya" . Kata-kata itulah yang memotivasi saya untuk menyelesaikan sekolah," kenang Gunadi.
Kini setelah mendapat jabatan direktur dan kini menjadi Presiden Direktur Indomobil, sejumlah kegiatan dan pekerjaan menumpuk harus diselesaikan Gunadi. Namun, bukan berarti dia mengabaikan keluarga. Waktu buat "mutiara terindah" di rumah pun tetap diluangkan.
"Yang menjadi kunci untuk keluarga adalah komunikasi. Komunikasinya seperti apa? Ya apa saja, ada handphone dan sebagainya. Hal ini yang membuat komunikasi dengan keluarga semakin dekat. Seperti saya ini, disela-sela kesibukan, saya terus berusaha kontak dengan keluarga," paparnya membuka tip menciptakan hubungan harmonis bagi keluarga.
Di sela wawancara tersebut, Gunadi juga menyempatkan sedikit komentar mengenai kondisi automotif dalam negeri.
"Kita tidak perlu membahas spesifik mengenai perkembangan industri automotif tanah air. Tetapi bagaimana caranya agar kita bisa menarik banyak investor. Dan investor ini nantinya dapat digiring ke industri automotif karena pasarnya cukup besar di sini," usulnya. (ahm)
Asia Pacific Entrepreneurship Awards 2008 pun pernah ia dapatkan. Tak hanya itu dia juga kini diamanahkan jabatan sebagai Presiden Direktur PT Indomobil Sukses Internasional.
Tapi jangan salah, semua prestasi yang ditorehkan Gunadi harus ia mulai dari bawah. Dia bahkan masuk ke Indomobil dengan status lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM).
"Latar belakang pendidikan saya merupakan lulusan STM mesin. Saya mengambil dua jurusan yakni polymer dan metal," tutur Gunadi saat berdiskusi dengan redaksi Trijaya dan okezone beberapa waktu lalu.
Ketika masuk menjadi pegawai Indomobil pada 1982, Gunadi mendapat kerja sebagai pengawas engineering. "Kuncinya kerja keras dan jangan pernah berhenti belajar," tutur Gunadi mencoba memberi petuah.
Dengan tekad tersebut, karir Gunadi kian melesat. Seiring perjalanan waktu, Gunadi pun mulai mendapat kepercayaan dari bos di perusahaannya.
"Memimpin pabrik mungkin sudah menjadi kondrat saya. Dengan berkembangnya Indomobil, yang dulu hanya Suzuki, kini bertambah ada Nissan, Mazda, dan sebagainya, maka saya dipercaya untuk menangani engineering seluruh merek tersebut," ungkap Gunadi.
Setelah dinilai berprestasi, Indomobil pun kemudian menyekolahkan Gunadi ke luar negeri. Jerman, selaku pusat teknologi industri mesin dan automotif dijadikan tempat menimba ilmu.
Di Jerman, Gunadi menyelesaikan studinya hingga meraih gelar doktor. Sepulang dari Jerman, tentu Indomobil sudah menunggu tangan dinginnya menangani salah satu perusahaan automotif terbesar di Indonesia ini.
Ketika di Jerman, Gunadi mengaku sempat memiliki pengalaman yang kini menjadi pegangan dalam hidupnya. "Ada satu hal yang terkesan. Itu dari promotor saya ketika S3. Dia berkata, "kalau kamu mau mengubah keadaan, kamu mesti ada di dalamnya" . Kata-kata itulah yang memotivasi saya untuk menyelesaikan sekolah," kenang Gunadi.
Kini setelah mendapat jabatan direktur dan kini menjadi Presiden Direktur Indomobil, sejumlah kegiatan dan pekerjaan menumpuk harus diselesaikan Gunadi. Namun, bukan berarti dia mengabaikan keluarga. Waktu buat "mutiara terindah" di rumah pun tetap diluangkan.
"Yang menjadi kunci untuk keluarga adalah komunikasi. Komunikasinya seperti apa? Ya apa saja, ada handphone dan sebagainya. Hal ini yang membuat komunikasi dengan keluarga semakin dekat. Seperti saya ini, disela-sela kesibukan, saya terus berusaha kontak dengan keluarga," paparnya membuka tip menciptakan hubungan harmonis bagi keluarga.
Di sela wawancara tersebut, Gunadi juga menyempatkan sedikit komentar mengenai kondisi automotif dalam negeri.
"Kita tidak perlu membahas spesifik mengenai perkembangan industri automotif tanah air. Tetapi bagaimana caranya agar kita bisa menarik banyak investor. Dan investor ini nantinya dapat digiring ke industri automotif karena pasarnya cukup besar di sini," usulnya. (ahm)