blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Kekayaan Sejati

Pada suatu pagi yang cerah, seorang saudagar tua sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya yang megah bak istana. Ketika sampai di dekat pintu gerbang, ia mendapati seorang anak muda berbadan tegap dan berwajah tampan sedang duduk murung di situ. Ssebentar-sebentar tampak pemuda berbaju lusuh itu menghela napas dalam-dalam. Melihat saudagar tua hendak mendekat, pemuda itu segeramenundukkan kepalanya menahan malu. Saudagar tua penasaran, apa gerangan yang membuat si pemuda tampak lesu dan rendah diri.


Pagi ini cuaca begitu cerah, udara begitu segar dan burung bernyanyi dimana-mana. Lihat betapa indahnya dunia ini. Tapi mengapa engkau tampak murung? Apakah kamu sedang ditampa kemalangan?”

Sambil menggelengkan kepala, pemuda itu menjawab, “Tuan, bagiku pagi hari ini sama saja dengan hari-hari kemarin. Membosankan dan menyedihkan. Bagaimana tidak? Saya ini orang miskin dan nasibku selalu jelek. Rumah tidak punya, pekerjaan tidak punya., untuk makan pun saya kesulitan. Bagaimana saya tidak boleh murung?”

Mendengar ratapan pemuda itu, si saudagar tua tersenyum bijak. “Hem..., seharusnya kau tidak perlu bermuram durja seperti itu. Justru kau harus gembira karena sesungguhnya engkau sangat kaya...”

Pemuda itu terhenyak. “Apa Tuan bilang? Saya ini sangat kaya? Saya ini sangat kaya? Tolong Tuan jangan permainkan saya!” ujar si pemuda kesal.

Ha ha ha... Jangan marah-marah dulu. Akan kubuktikan sesungguhnya kau kaya raya,” ungkap saudagar tua. “Jawab pertanyaanku...Jika aku bayar 10 tael emas, maukah kau menukar kesehatan badanmu, dan besok kamu menderita sakit?”
Saya tidak mau...!” jawab si pemuda tegas.
Baik. Aku naikkan penawaranku. Jika aku bayar lagi 20 tael emas, maukah kau menukarkan keremajaanmu dan besok kau berubah menjadi kakek-kakek sepertiku?”
Gila...masih muda disuruh jadi kakek-kakek? Tak usah ya...!”
Jika aku tambahkan lagi 30 tael emas, maukah kamu menukarkan ketampanan wajahmu dan besok kau berubah muka menjadi orang jelek dann menyeramkan?”
Saya tidak mau...!”
Hebat...Aku tambah lagi! Sekarang aku bayar 40 tael emas! Nah, maukah kau menukar kebijaksanaanmu dan besok kamu berubah menjadi orang bodoh dan idiot?”
Tidak mau...! Buat apa hidup kalau tidak punya otak? Tidak!”
Saudagar tua tampak semakin tertantang untuk memberikan kebijaksanaannya. “Baiklah, ini penawaran terakhir. Deri semua jumlah yang ku tawarkan tadi, aku tambahkan 50 tael emas! Dan...maukah kau menukar nuranimu sehingga besok kau boleh mulai menipu dan membunuh orang sesuka hatimu?”
Gila...! Tuan, saya bukan orang seperti itu. Saya masih punya harga diri dan hati nurani. Saya tidak mungkin menerima tawaran Tuan. Tidak... sekali lagi tidak!” pekik pemuda itu.
Nah, anak muda... aku sudah menawarkan kepadamu total 150 tael emas! Itu jumlah yang sangat-sangat besar. Tetapi, tetap saja tidak satupun dari dirimu yang bisa aku beli. Berarti, apa yang kau miliki dan tidak mau kau jual tadi pasti merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya. Sesungguhnya kekayaan yang melekat pada dirimu memang nilainya jauh melebihi 150 tael emas. Itulah modal kekayaanmu yang sesungguhnya. Aku sudah buktikan bukan, bahwa kau memang kaya. Maka mulai saat ini juga, berhenti meratapi nasib dan mulailah berusaha!” kata saudagar tua.
Mendengar nasehat tersebut, anak muda tadi seketika tersadar. Ia pun bangkit dan berucap, “Tuan, terima kasih atas penawaran kebijakanmu. Berapa pun yang Tuan tawarkan, saya memang tidak akan mau menukar apapun yang saya miliki. Saya sungguh malu dan menyesal telah menyia-nyiakan masa muda saya dengan selalu murung, menyesali nasib, dan malas berusaha. Sekarang saya sadar, ternyata saya bukanlah orang miskin. Saya punya modal yang cukup. Saya berjanji untuk mempertahankan modal ini, tidak mengeluh lagi, tidak menyesali nasib, dan akan rajin berusaha untuk menambah kekayaan saya. Sekali lagi terima kasih, Tuan!” Dan aanak muda itu segera bergegas pergi untuk memulai lembaran hidup baru.

Pembaca yang budiman.
Kisah di atas mengandung makna yang sangat dalam dan pantas untuk ditularkan kepada semua orang. Benar bahwa dibandingkan dengan harta kekayaan, berapa pun itu besarnya, maka potensi diri dan kehidupan kita saat ini tentulah memiliki nilai yang jauh lebih berharga. Sebab, selama kita masih mempunyai kehidupan, punya akal budi, kebijaksanaan, tubuh yang sehat, dan hati nurani yang bersih, maka apa pun yang kita inginkan suat hari nanti pasti dapat kita raih. Asal kita mau bekerja keras dan berjuang dengan sepenuh hati untuk mencapainya.
Seperti kata pemikir besar William James; “Manusia dapat mengubah seluruh kehidupannya dengan cara mengubah pola pikir dan sikap mentalnya.” jika kita mau dan mampu mengubah pola pikir, maka peluang mengubah kehidupan akan terbuka lebar. Karena pada hakeketnya, setiap manusia berhak menikmati hidup kaya, sehat, tenteram, bermatabat dan bahagia.
Dalam pandangan saya, kemiskinan material sesungguhnya berasal dari kemiskinan mental. Jika kehidupan kita setiap hari hanya di isi dengan menggerutu, murung, menyesali nasib, apatis, pesimis, malas, dan sikap negatif lainnya, jelas kita telah mengidap penyakit miskin mental. Siapa pun yang terjangkit penyakit miskin mental ini, sudah pasti dia akan sulit mengubah nasibnya. Apalagi mengubah hidup miskin menjadi hidup penuh kemakmuran.
Modal yang ada di dalam diri kita itulah kekayaan yang sejati. Jika kita mengabaikan modal itu dan hidup kita terpuruk, maka salah besar kalau kita salahkan nasib. Apalagi menganggap Tuhan tidak adil. Jaid, jangan sia-siakan waktu hanya untuk berkeluh kesah dan meratapi nasib jelek. Perubahan nasib ada di tangan kita sendiri. Yang pasti, Tuhan akan memberikan jalan kepada mereka yang berjuang keras untuk memperbaiki kehidupannya.


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More