Ada sebuah cerita menarik dari Los Angeles tentang seorang tua bernama Ernest Heyneman. Banyak orang yang pikun saat usia lanjut, tapi tidalak dengannya. Bahkan, pada saat usianya yang ke 85, ia ditangkap karena telah mencuri 3500 buku dan video selama kurun waktu empat tahun. Pria pensiunan pegawai studio film ini kini dilarang memasuki perpustakaan lokal. Menyikapi hukuman tersebut, pengacaranya begitu kecewa karena merasa hukuman tersebut adalah penjara baginya. “Heyneman adalah kutu buku. Hukuman seperti itu adalah penjara baginya, bahkan lebih buruk”. Lantas bagaimanakah modus pencurian buku yang dilakukan Heynemen? Ia cukup cerdik. Dalam seminggu ia pinjam beberapa buku dan video untuk dibawa pulang. Lantas, ia mulai mencopoti tanda pengaman lalu ia kembalikan tepat waktu. Setelah itu, ia kembali lagi hari berikutnya untuk mulai menyelundupkan buku pilihannya tanpa terdeteksi saat melewati pintu pengaman. Sebuah cara yang cerdik!
Tua tidak Berarti Lemah
Siapa bilang bahwa tua harus lemah? Realita menunjukkan bahwa tua tidaklah identik dengan lemah tak berdaya. Namun, acapkali kita mendengar bagaimana orang yang sudah tua, menggunakan ketuaannya sebagai alasan untuk ke-tidakproduktifan-nya, untuk kealpaannya serta kekhilafannya. Usia, kenyataannya bukanlah suatu pengambat untuk meraih yang lebih tinggi. Usia pun bukan kendala dalam hal karir dan kerja. Malahan, rambut putih adalah simbol kebijaksanaan dan pengalaman yang sangat berharga.
Orang Jepang sangat menghargai senioritas. Jabatan-jabatan tertentu di perusahaan Jepang kadang disediakan hanya bagi mereka yang diprediksikan telah berambut putih, lambang kematangan. Mereka percaya bahwa pengalaman akan membuat orang menjadi dewasa. Aad tunjangan khusus bagi yang lama bekerja. Loyalitas dan usia, dihargai oleh mereka.
Celakanya, tidak semua orang tua menjadi matang. Banyak orang yang tua secara usia, namun secara mental, masih terbelakang. Orang ini tua secara badaniah namun sayang, kearifan serta kematangan tidak menyertainya. Tak heran jika ada pepatah, banyak orang menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa. Masalahnya, ketuaan tidaklah selalu sama dengan kematangan.
Kita mengenal pula banyak orang yang sukses dan berhasil tatkala di saat-saat tua. Kolonel Sanders misalnya, mencapai suksesnya tatkala ia telah pensiun di usia 67 tahun! Untung saja bahwa ia tidak mengeluh dan menyerah di usianya yang telah renta. Andaikan ia menggunakan alasan ketuaannya untuk berhenti mungkin tak kan pernah dunia merasakan ayam lezat ala KFC-nya.
Menjadi tua hanyalah ada dalam pikiran kita. Secara fisik, orang bisa menjadi jompo dan lemah, tetapi jiwa manusia tidak mengenal usia. Jiwa manusia mengandung potensi di luar batas dimensi fisik dan waktu. Karena itu, tatkala fisik telah renta dan melemah, jiwalah yang perlu dibina. Sayangnya banyak orang tua membiarkan dirinya digerogoti baik fisik maupun jiwanya. Menolak fisik menjadi tua adalah keniscayaan. Tetapi menolak jiwa menjadi tua, adalah pilihan.
Bagaimana membangun jiwa yang terus-menerus muda?
ALWAYS HAVE FUN
Kegembiraan adalah makanan bagi jiwa. Seringkali dikatakan laughter is the best medicine. Mungkin humor dan gembira, tidaklah lantas membuat penyakit dan permsalahan kita lenyap total. Tetapi dengan melihat hidup dari sisi yang ceria, hidup terasa menjadi lebih nikmat. Lagipula, masalah hidup tidak pernah akan selesai. Ibarat gelombang, setelah surut, akan muncul pasang yang lain. Tetapi hati yang gembira adalah ibarat selancar yang membuat kita dapat menjalani segala pasang surut lautan kehidupan dengan rasa damai. Itulah sebabnya mereka-mereka yang berusia panjang, cenderung memiliki sense of humor yang baik dalam hidupnya.
HIDUP KINI DAN DISINI
Alkisah pernah suatu kali malaikat diutus kebumi untuk memberi hadiah kepada orang yang paling berbahagia di bumi. Namun, setelah berbulan-bulan mengelilingi bumi dari satu ujung ke ujung lain, tidak ditemukan seorang pun yang paling berbahagia. Ternyata, kebanyakan manusia tidak ada yang betul-betul menikmati dan bersyukur atas hidupnya. Kebanyakan hidup di dua alam, alam masa lalu dan masa depan. Akhirnya, hadiahnya pun dikembalikan pada Tuhan. Kehidupan bukanlah melulu soal usia. Bruce Lee membuktikan bahwa meskipun hidupnya pendek, namun ia dikenang dengan kontribusinya yang luar biasa bagi martial arts, seni bela diri. Itu sebabnya asalah satu rahasia awat muda yang lain adalah menikmati hidup kini dan disini. Kuncinya terletak pada kerelaan kita melepaskan masa lampau serta tidak terlalu banyak khawatir akan masa depan. Seperti kata Bruce Lee, “Yang penting bukanlah seberapa panjang anda hidup. Tetapi bagaimana anda hidup itulah yang penting”. Nikmatilah tarikan nafas Anda sekarang, itulah realita terpenting saat ini.
TETAPLAH BERGERAK FISIK DAN MENTAL
Jangan membiarkan pikiran maupun fisik menjadi terlalu lama beristirahat dan diam. Janganlah fisik kita, pikiran yang terlalu lama didiamkan pun akhirnya akan melemah. Konon, sumber penurunan daya otak yang terpenting adalah karena membiarkan otak kita tidak bekerja sama sekali. Fisik kita pun mestinya senantiasa bergerak pula. Para dokter dan paramedis tahu, jika fisik dibiarkan terlalu lama di suatu tempat tanpa bergerak maka akan mulai muncul borok di badan. Kenyataanya pula, mereka yang berusia panjang ternyata masih memiliki kesibukan dan masih menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan di usianya yang telah menjelang maghrib.
Jadi, benarlah kata iklan, “Menjadi tua itu pasti. Tetapi, menjadi muda itu soal pilihan”.
Sumber : hrexcellency.com