Demi menjadi pemenang, manakah yang harus dititik-beratkan, kekuatan atau kelemahan? Idealnya sih, dua-duanya. Kekuatan ditingkatkan, kelemahan diperbaiki. Iya ‘kan? Iya! Tapi, tolong dipahami, sumber-sumber yang Anda miliki sangatlah terbatas. Mau tidak mau, Anda kudu memilih salah satu dan merelakan yang lain. Saran saya, tingkatkan kekuatan. Bukan memperbaiki kelemahan.
- Dengan mengasah kemahiran negosiasi, maka efektivitas negosiasi Anda akan terdongkrak, misalnya dari semula angka 7 menjadi angka 9.
- Dengan mengasah kemahiran kalkulasi, maka efektivitas kalkulasi Anda akan terdongkrak, misalnya dari semula angka 5 menjadi angka 7.
Terus, Anda mau tahu apa komentar saya selanjutnya?
- Menurut saya, pilihan pertama jelas-jelas lebih menguntungkan. Dengan efektivitas negosiasi mencapai angka 9, bukan mustahil Anda menjadi nomor wahid untuk urusan negosiasi –tak terkalahkan oleh siapapun.
- Pilihan kedua? Dengan efektivitas kalkulasi cuma angka 7, yah, Anda cuma jadi orang yang biasa-biasa saja untuk urusan kalkulasi. Dan pastinya tidak sedikit orang yang sanggup mengalahkan Anda untuk urusan yang satu ini. Iya ‘kan?
- Kekuatan inilah yang akan LEBIH MENGHASILKAN DAN LEBIH MEMBAHAGIAKAN. Bagi Anda, ini semacam panggilan jiwa –bukan semata panggilan kerja.
- Dan kebanyakan orang sukses di muka bumi ini karena meningkatkan kekuataan. Amat langka karena memperbaiki kelemahan.
Now, focus on your strength! Right?
Oleh : D. Agus Goenawan