blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Seberapa Mature Kah Diri Anda Di Tempat Kerja ?

Kali ini, saya mengajak Anda bicara soal kematangan diri! Baru-baru ini, saya menyaksikan film Horrible Boss yang menceritakan kisah tentang tiga orang sekawan yang mempunyai nasib yang malang. Ketiga-tiganya mempunyai atasan yang ternyata sangat menjengkelkan, menyebalkan dan juga kekanak-kanakan. Dan ujung-ujungnya, dalam film bertema komedi situasi yang dibintangi oleh berbagai actor terkenal seperti Kevin Spacey, Colin Farrell dan Jennifer Aniston ini, ada upaya anak buah ini untuk membunuh atasan mereka masing-masing. Jalinan ceritanya pun jadi cukup menghibur, buat Anda yang terbiasa dengan tempat kerja
. Film berating ‘dewasa’ ini memang menampilkan banyak situasi di kantor dengan atasan yang sangat kekanak-kanakan. Namun, sebenarnya, film ini juga menegaskan baik pihak atasan maupun pihak bawahan yang sama-sama tidak mature, alias tidak dewasa dalam menyelesaikan konflik dalam pekerjaan mereka.
Belum lama ini saya juga menerima keluhan dari seorang atasan. Ceritanya, ada seorang bawahannya yang ditugaskan untuk menyelesaikan sebuah proyek. Seharusnya pada hari H, proyek itu selesai. Tetapi, ketika pada hari H tiba, si anak buah pemimpin proyek yang seharusnya mempresentasikan hasilnya, justru tidak datang. Berhari-hari setelahnya, si anak buah itu tidak hadir bahkan tidak ada keterangan apapun. Akhirnya, seseorang diutus ke rumahnya untuk memastikan apa yang terjadi. Ternyata, si anak buah tersebut hanya duduk di ranjangnya dan menangis berhari-hari. Ia cemas dan takut karena proyeknya belum selesai.
Begitu juga suatu kasus terjadi di suatu perusahaan penerbitan. Ada seorang pimpinan yang tidak suka dengan salah seorang wartawan seniornya. Si wartawan senior ini memang brilian dan pintar. Ketika ada suatu wawancara penting dengan seorang pebisnis yang datang ke Indonesia, seharusnya si wartawan senior itulah yang mendapatkan tugas. Namun, karena tidak suka, plus tidak mau nama si wartawan senior ini menjadi semakin harum, si atasan menjegalnya dengan menyuruh wartawan lain yang sebenarnya lebih tidak kompeten. Hasil akhir liputannya pun jadinya biasa-biasa saja, namun tampaklah bagaimana si atasan merasa begitu puas karena bisa ‘menyiksa’ si wartawan senior itu.
Pribadi Tidak Matang di Tempat Kerja
Memang, begitulah kisah-kisah soal ketidakmatangan yang terjadi di kantor. Dan sudah menjadi rahasia umum bahwa kematangan Anda tidaklah identik dengan usia Anda. Jadi, bisa saja seorang yang berusia 20 tahun, ternyata lebih matang daripada seorang yang berusia 50 tahun. Dan begitu pula, kematangan pun tidak ada hubungannya dengan pangkat maupun posisi Anda. Jadi, bisa saja seseorang menjadi pimpinan namun emosi dan pribadinya tidak lebih baik dari bawahannya. Inilah yang seringkali jadi masalah!
Makanya, tidak mengherankan jika ada pepatah yang mengatakan, “Banyak orang menjadi tua tanpa pernah menjadi dewasa”. Dan tatkala pribadi yang kurang matang ini berada di kantor maka kita bisa melihat ciri-cirinya yang seringkali membuatnya menjadi orang yang sulit. Misalkan saja: sensitif dengan masukan bahkan sulit menerima masukan, suka menciptakan masalah bagi orang-orang disekitarnya, over reaktif terhadap sesuatu kejadian (sehingga tidak bisa menjaga kata-kata maupun sikapnya), sulit membedakan antara masalah pribadi dengan masalah kerja bahkan seringkali mencampuradukkannya dan juga, sangat egois karena tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.
Kalau Anda perhatikan ciri-ciri di atas, seandainya saja Anda terapkan pada seorang anak kecil, maka ciri-ciri itu pun akan pas. Karena memang itulah kenyataannya! Mereka yang tidak matang, sikapnya memang seperti kanak-kanak di kantor. Akibatnya, tuntutan untuk cara kita menyikapi mereka pun, tidak bisa dengan cara yang dewasa. Mereka kadang-kadang harus dihibur, harus terus dipuji, harus terus diladeni, sehingga ujung-ujungnya sangat memeras energi orang-orang disekitarnya.
Transforming Your Dragon
Jose Stevens dalam bukunya yang menarik ‘Transforming Your Dragon‘ (Mentransformasikan Naga dalam Dirimu), ia menjelaskan beberapa tahapan kematangan pribadi seseorang. Dengan latar belakang pendidikan saya di psikologi, saya tidak sepenuhnya setuju, tapi ada beberapa nasihatnya yang bisa menjadi bahan renungan buat kita.  Dan kalaupun kita buat secara umum, maka tingkat kematangan seseorang bisa dikategorikan menjadi level kematangan bayi, balita, remaja, dewasa hingga ke level master.
Nah, kalau di bagian atas, saya sudah sedikit membahas soal sifat-sifat orang yang tidak punya kematangan di kantor. Berikutnya mari kita bahas soal ciri-ciri orang yang betul-betul memiliki kematangan.
Pertama, fokus orang matang ada pada ‘being’ (menjadi) bukan pada ‘doing (melakukan). Perhatikan misalnya dua orang yang sama-sama mencoret dan membuat gambar mural di tembok. Yang satu membuat coret karena kesel dan ingin melampiaskan kemarahannya di tembok. Namun, satunya lagi menggambar dengan tujuan memperindah tembok itu. Jadi, meskipun sama-sama melakukan aksi ‘coret-coret’ di tembok namun pemaknaan mereka berbeda. Satunya dengan sebuah tujuan, dan satunya lagi hanya sekadar melampiaskan kejengkelan. Begitu pula yang terjadi dengan perbedaan antara orang matang dengan yang tidak matang dalam melakukan pekerjaan seperti: menjual, memberikan pelayanan, dll.
Kedua, mereka tidak terpaku dengan kegagalan dan selalu bisa belajar dari setiap situasi. Berbeda dengan orang tidak matang yang seringkali menyalahkan, mencari kambing hitam dan menolak tanggung jawab, orang yang dewasa bersikap berbeda. Baginya, yang penting adalah belajar dari setiap situasi dan mencoba mengambil pembelajarannya. Biasanya, beda kualitas orang yang dewasa dengan yang tidak, akan semakin kentara tatkala mereka harus menghadapi situasi yang sulit.
Ketiga, orang yang dewasa bukanlah orang yang senang menjatuhkan dan mendemotivasi. Salah satu ciri terbaik dari orang yang matang adalah kalimat serta kata-katanya memberikan support, motivasi dan dorongan. Disinilah kita bisa membedakan seorang teman yang matang atau tidak. Seorang yang matang, tatkala kita sulit akan memberikan semangat. Begitu pula, tatkala kita sukses mereka betul-betul tulus bergembira atas kemenangan dan kesuksesan kita.
Dan akhirnya, orang yang dewasa pun mampu bersikap jujur dalam berbagai situasi. Di satu sisi, mereka bisa menjaga kerahasiaan dengan baik (jadi bukannya jadi ember yang bocor!). Namun, di sisi lain, mereka bisa mengungkapkan perasaan dengan jujur tanpa menyinggung orang lain. Akibatnya, kita tahu bahwa ungkapan serta kalimat-kalimatnya pada dasarnya bisa dipercaya. Mereka ini bukanlah tipe yang berbicara di depan Anda untuk menyenangkan Anda tetapi bisa berbicara lain, pada orang dan situasi yang lain, demi kepentingannya sendiri. Dengan demikian, Anda nyaris bisa mempercayai apa yang diucapkan oleh orang-orang yang matang emosi dan mentalnya ini.
Nah, sekarang dengan empat ciri ini saja ada sebuah tugas kita untuk mengevaluasi diri kita sendiri: seberapa matangnya diri kita? Dan ingat … jangan sampai kita menilai orang lain tidak matang, tetapi sebenarnya diri kitalah yang sebenarnya bermasalah!
Sumber : Anthony Dio Martin.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More