“Hidup adalah kesempatan untuk belajar, melayani, dan mencintai" ~ Gede Prama
"Apapun peran Anda, maknai pekerjaan tersebut sebagai berkah kebaikan bagi banyak orang" ~ ALA
"Apapun peran Anda, maknai pekerjaan tersebut sebagai berkah kebaikan bagi banyak orang" ~ ALA
Pernahkah Anda menyadari dan menyakini bahwa produk yang Anda tawarkan kepada pelanggan sebenarnya bermanfaat bagi mereka? Seperti contoh, seorang tenaga penjual produk obat-obatan, sebut saja obat batuk. Salesman yang menjual obat ini sebenarnya telah memberikan kebaikan kepada banyak orang, apabila produk yang dibawanya tersedia dan mudah didapat di toko obat atau apotek, di saat obat tersebut ingin dicari oleh konsumen. Bayangkan, jika produk tersebut kosong/tidak ada? Pasti, konsumenyang sedang batuk ini akan lebih "menderita", lebih lagi konsumen tersebut telah meyakini bawah merek produk Anda adalah benar-benar "pas" dan cocok untuk mengobati batuknya.
Di sinilah peran spiritualnya, yaitu tugas penjualan sebagai ibadah. Membantu konsumen yang sedang sakit untuk dengan mudah mendapatkan obat yang dicari.
Salesman yang berusaha dan bekerja setiap hari melakukan kunjungan niaga (sales call) adalah sebenarnya ia telah melakukan pekerjaan yang bernilai ibadah, yaitu memberikan pelayanan bagi konsumen akhir dan juga pihak toko atau outlet yang dikunjungi.
Salesman yang berusaha dan bekerja setiap hari melakukan kunjungan niaga (sales call) adalah sebenarnya ia telah melakukan pekerjaan yang bernilai ibadah, yaitu memberikan pelayanan bagi konsumen akhir dan juga pihak toko atau outlet yang dikunjungi.
Begitupun rekan-rekan salesman yang bekerja di industri lainnya. Ambil contoh produk makanan ringan (snack). Jika seorang salesman produk makanan ringan menyadari pekerjaanya adalah ibadah, maka ia akan berusaha optimal untuk menyediakan suplai dus-dus makanan yang dibawanya agar tersedia di setiap modern channel, sudut warung, toko, atau pedagang asongan. Usaha salesman makanan ini akan memberikan manfaat bagi banyak orang untuk "menuntaskan" rasa lapar "sejenak" konsumen. Berarti ia telah membantu mengatasi rasa lapar orang lain. Bukankah itu pekerjaan yang mulia dan juga bernilai ibadah?
Di sinilah pentingnya pemahaman sebuah pekerjaan penjualan sebagai pekerjaan yang mulia, tidak hanya berujung pada penghasilan yang baik dan karier bagi si salesman. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana ia dapat memahami pekerjaan itu sebagai tugas spiritual, membantu banyak orang agar dapat "menikmati" produk yang dijual. Apalagi mampu memahami bahwa ia telah memberikan nilai kebaikan, tidak hanya bagi konsumennya, tetapi juga bagi karyawan toko dan warung-warung yang menggantungkan pendapatan dari keuntungan menjual produk yang ditawarkan.
Spirit ibadah inilah yang harusnya menggerakan seorang penjual agar turus bekerja, melakukan kunjungan niaga, mengedukasi informasi produk, mengambil surat pesanan, dan menyakini produk yang dijual tetap tersedia pada stock level yang telah ditetapkan. Tetap Semangat!
Sumber : andriewongso.com