blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Self-Audit

Setiap perusahaan (kecil, menengah, atau besar) pasti mempunyai petugas yang bekerja sebagai auditor. Seorang auditor yang bekerja di perusahaan bertugas memeriksa apakah jalannya operasi perusahaan itu telah berjalan dengan baik. 
Seorang auditor harus memeriksa kebenaran data stok barang, memeriksa kebenaran jumlah uang tunai milik perusahaan, memeriksa jalannya manajemen perusahaan, dan lain sebagainya. Tujuan akhir dari kehadiran seorang auditor adalah untuk memastikan tingkat kesehatan perusahaan.

Kita sebagai makhluk individual, sudah seharusnya membentuk petugas auditor untuk kepentingan diri kita sendiri. Petugas auditor ini bertugas mengamati isi pikiran kita, apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan setiap saat. Kalau kita tidak membentuk satuan audit internal dalam diri kita, kita akan mudah terjebak pada kebiasaan-kebiasaan buruk, yang sering kali lebih banyak merugikan diri sendiri.
Di dalam diri kita, hanya ada satu pikiran yang mempunyai dua karakteristik. Yang pertama adalah Pikiran Pelaku. Inilah pikiran yang selalu mencari sasaran. Pikiran ini melompat dari satu tempat ke tempat lainnya. Pikiran ini selalu mencari kepuasan sesaat. Pikiran pelaku ini bekerja melalui panca indera kita - visual, auditory, perasaan, pengecapan, dan penciuman.
Sebagai contoh, Anda berada di sebuah plaza atau pusat perbelanjaan. Anda melihat kue blackforest di sebuah bakery. Lalu Anda membayangkan nikmatnya makan blackforest, dan perasaan Anda merasa senang ketika membayangkan kue tersebut. Lalu, tanpa disadari, Anda langsung mendekati toko kue itu dan membeli kue tersebut. Apakah Anda lapar dan membutuhkan sekali makan kue itu? Jawabannya, "belum tentu". Hanya perasaan Anda yang mendorong keinginan membeli tanpa sadar itu. Setelah Anda bawa pulang kue itu, mungkin anda menyesal, "Kenapa saya membeli kue itu?" Inilah proses bekerjanya pikiran pelaku.
Yang kedua adalah Pikiran Pengamat. Pikiran ini jarang dimanfaatkan oleh kebanyakan orang. Pikiran ini seharunya berperan aktif dalam kehidupan Anda sehari-hari. Pikiran pengamat bertugas mengamati setiap aktivitas pikiran, ucapan, dan perilaku Anda. Pikiran pengamat sering kali dikenal dengan sebutan Kesadaran. Kalau Anda mempunyai kesadaran yang tinggi, sudah pasti Anda akan mampu mengendalikan hawa nafsu Anda.
Orang yang memiliki kesadaran yang tinggi mereka akan selalu aware - waspada, terhadap setiap aktivitas dirinya. Sebagai contoh, bila Anda mengendarai kendaraan, dan Anda melihat di depan ada perempatan jalan, lalu Anda sadar tentang kondisi itu, maka tentunya Anda akan memperlambat laju kendaraan. Dan, Anda akan diselamatkan dari kemungkinan kecelakaan.
Sebaliknya jika Anda tidak sadar, mungkin Anda akan terus tancap gas walaupun lampu pengaturan lalu lintas sudah menyala merah. Apa yang mungkin bisa terjadi ?
Pada prinsipnya, Anda dapat mengatifkan satuan internal audit yang ada di dalam diri anda. Caranya (antara lain) lakukan latihan meditasi secara rutin dan teratur. Kalau Anda mempunyai tekad yang kuat, Anda pasti bisa mengaktifkan auditor ini.
Salam Bahagia dan Sejahtera.
Sumber: Soegianto Hartono di www.andriewongso.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More