Beberapa tahun silam, terbang dengan pesawat hanya milik orang-orang berduit. Anggapan ini begitu kuat melekat karena memang ongkos naik pesawat sangat mahal. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan peraturan, mulailah bermunculan pesawat dengan biaya lebih terjangkau. Demikian juga yang terjadi di Indonesia. Jika dulu pesawat hanya didominasi oleh Garuda dan Merpati-dua perusahaan penerbangan milik pemerintah (BUMN)-yang notabene harga tiketnya cenderung mahal, kini berbagai maskapai terbang menghiasi angkasa Indonesia.
Maraknya dunia penerbangan Indonesia saat ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah (low cost) pertama di Indonesia, yaitu Lion Air. Dengan slogannya: "We make people fly" atau "Kita membuat orang-orang terbang", maskapai yang baru beroperasi awal tahun 2000-an tersebut seolah memicu munculnya maskapai low cost lainnya. Lion sebagai maskapai baru segera menjadi bahan perbincangan karena mampu menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat diragukan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut telah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.
Sukses Lion Air tak bisa lepas dari sosok pimpinannya, yakni Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan. ""Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2 milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.
Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air. Dari kesuksesannya mendirikan biro perjalanan Lion Tours, bersama dengan saudaranya-Kusnan Kirana-ia memberanikan diri terjun ke bisnis penerbangan. Kala itu, banyak orang memperkirakan Lion Air tidak akan bertahan lama. Sebab, pengalaman menjalankan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berbeda dengan menjadi operator pesawat sendiri. "Banyak yang memprediksi saya, Lion Air akan segera tutup. Waktu saya bisa bertahan sampai hampir setahun, ada teman dari salah satu airline menelepon, you hebat juga bisa bertahan. Saya bilang saya bukan hebat, nasib saja yang membawa saya bisa begini," ujarnya merendah.
Selain pekerja keras, Rusdi memang dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu tampil sederhana di setiap kesempatan. Rusdi mengatakan bahwa itu semua didapat karena latar belakang pendidikan orangtuanya. "Kami, nggak pernah diarahkan mesti jadi apa. Jadi bajingan, maling atau pengusaha, terserah. Tapi ada satu, mesti punya hati nurani. Dukungan materi tak mereka berikan, tapi moril sangat besar, dan saya bisa sampai di hari ini karena dipercaya orang," terangnya menyebut salah kunci sukses membesarkan Lion Air.
Selain itu, Rusdi juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya bisa sukses karena ia selalu berusaha memberikan kepuasan kepada orang lain. "Bisa melihat pegawai bekerja, penumpang naik pesawat, mendengar deru mesin pesawat, kita bisa senang, itu prestasi. Kalau sama saya, tiap orang punya standar kepuasan. Karena itu, kita buat agar maskapai ini berprestasi yang baik."
Begitulah, dengan prinsip tersebut, Rusdi Kirana kini dikenal sebagai pelopor penerbangan murah di tanah air. Bahkan, ia pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh dari sebuah media ekonomi nasional. Kini, perusahaannya juga telah bersiap mendunia dengan aliansi beberapa maskapai dunia. Beberapa waktu lalu, Rusdi juga menandatangani kesepakatan pembelian pesawat Boeing terbaru senilai US$8,5 miliar. Di tengah banyak sorotan negatif tentang dunia penerbangan Indonesia, semoga langkah Rusdi ini akan membuat dunia penerbangan Indonesia kembali cerah dan terjauh dari segala bentuk kecelakaan.
Rusdi Kirana adalah contoh orang yang selalu optimis di tengah pandangan negatif yang ditujukan padanya. Ia lebih memilih untuk menunjukkan kapasitas dan kemampuan dengan bukti nyata, dibandingkan menanggapi asumsi negatif orang lain. Namun, di saat dirinya mampu membuktikan dan meraih kesuksesan, ia pun tetap rendah hati. Sebuah contoh perjuangan yang patut dijadikan contoh kegigihan semangat wirausahawan sejati. Luar Biasa!!!
Maraknya dunia penerbangan Indonesia saat ini boleh jadi dipelopori oleh munculnya maskapai penerbangan murah (low cost) pertama di Indonesia, yaitu Lion Air. Dengan slogannya: "We make people fly" atau "Kita membuat orang-orang terbang", maskapai yang baru beroperasi awal tahun 2000-an tersebut seolah memicu munculnya maskapai low cost lainnya. Lion sebagai maskapai baru segera menjadi bahan perbincangan karena mampu menyedot banyak penumpang meski kehadirannya sempat diragukan sebelumnya. Bahkan kini, maskapai tersebut telah menduduki peringkat kedua sebagai maskapai dengan penumpang paling banyak di tanah air.
Sukses Lion Air tak bisa lepas dari sosok pimpinannya, yakni Rusdi Kirana. Kelahiran 17 Agustus 1963 ini mampu menepis segala keraguan dengan menjadikan Lion Air sebagai salah satu armada terbesar saat ini. Berbekal pengetahuan menjadi sales agent sebuah biro perjalanan, ia nekad mendirikan Lion Air. Ia menyebut modalnya saat itu hanya kepercayaan. ""Dari mana saya punya uang, modal airline itu kan bukan cuma 1-2 milyar? Ini karena kepercayaan," tegasnya.
Terlahir dari keluarga pedagang, bapak tiga anak ini memang dididik dengan keras oleh keluarganya. Hal itulah yang menjadi bekalnya untuk membesarkan Lion Air. Dari kesuksesannya mendirikan biro perjalanan Lion Tours, bersama dengan saudaranya-Kusnan Kirana-ia memberanikan diri terjun ke bisnis penerbangan. Kala itu, banyak orang memperkirakan Lion Air tidak akan bertahan lama. Sebab, pengalaman menjalankan bisnis biro perjalanan dianggap sangat berbeda dengan menjadi operator pesawat sendiri. "Banyak yang memprediksi saya, Lion Air akan segera tutup. Waktu saya bisa bertahan sampai hampir setahun, ada teman dari salah satu airline menelepon, you hebat juga bisa bertahan. Saya bilang saya bukan hebat, nasib saja yang membawa saya bisa begini," ujarnya merendah.
Selain pekerja keras, Rusdi memang dikenal sebagai orang yang rendah hati. Ia mudah bergaul dengan banyak orang dan selalu tampil sederhana di setiap kesempatan. Rusdi mengatakan bahwa itu semua didapat karena latar belakang pendidikan orangtuanya. "Kami, nggak pernah diarahkan mesti jadi apa. Jadi bajingan, maling atau pengusaha, terserah. Tapi ada satu, mesti punya hati nurani. Dukungan materi tak mereka berikan, tapi moril sangat besar, dan saya bisa sampai di hari ini karena dipercaya orang," terangnya menyebut salah kunci sukses membesarkan Lion Air.
Selain itu, Rusdi juga menyebut bahwa bisnis yang digelutinya bisa sukses karena ia selalu berusaha memberikan kepuasan kepada orang lain. "Bisa melihat pegawai bekerja, penumpang naik pesawat, mendengar deru mesin pesawat, kita bisa senang, itu prestasi. Kalau sama saya, tiap orang punya standar kepuasan. Karena itu, kita buat agar maskapai ini berprestasi yang baik."
Begitulah, dengan prinsip tersebut, Rusdi Kirana kini dikenal sebagai pelopor penerbangan murah di tanah air. Bahkan, ia pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh dari sebuah media ekonomi nasional. Kini, perusahaannya juga telah bersiap mendunia dengan aliansi beberapa maskapai dunia. Beberapa waktu lalu, Rusdi juga menandatangani kesepakatan pembelian pesawat Boeing terbaru senilai US$8,5 miliar. Di tengah banyak sorotan negatif tentang dunia penerbangan Indonesia, semoga langkah Rusdi ini akan membuat dunia penerbangan Indonesia kembali cerah dan terjauh dari segala bentuk kecelakaan.
Rusdi Kirana adalah contoh orang yang selalu optimis di tengah pandangan negatif yang ditujukan padanya. Ia lebih memilih untuk menunjukkan kapasitas dan kemampuan dengan bukti nyata, dibandingkan menanggapi asumsi negatif orang lain. Namun, di saat dirinya mampu membuktikan dan meraih kesuksesan, ia pun tetap rendah hati. Sebuah contoh perjuangan yang patut dijadikan contoh kegigihan semangat wirausahawan sejati. Luar Biasa!!!
Oleh : Team Andrie Wongso