blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Apa Yang Dapat Kita Lakukan Dengan Satu Jam Sehari

Pada zaman sekarang yang sibuk ini rasanya kerap kali tidak cukup banyak jam dalam sehari untuk menyelesaikan hal-hal yang kita kehendaki. Maka kita meninggalkan banyak gagasan. Namun dunia penuh dengan orang, yang hanya karena tekadnya saja yang besar, yang menemukan cara untuk menyisihkan waktu sekurang-kurangnya satu jam sehari untuk pengembangan pribadi yang kreatif. Memang, saya sering memperhatikan bahwa semakin sibuk seseorang, semakin mampu dia menyediakan waktu satu jam sehari untuk digunakannya sendiri.


Crawford H. Greenewalt, sementara menjadi presiden direktur perusahaan kimia yang terbesar di dunia, Du Pont, menyediakan waktu satu jam sehari untuk mempelajari burung madu dan mengembangkan peralatan khusus untuk memotret burung ini. Para ahli menyebut bukunya, Hummingbirds, sebagai karya sejarah alam yang klasik.

Hugo L. Black, yang masuk senat amerika serikat tanpa latar belakang pendidikan perguruan tinggi, meninggalkan semua pekerjaan selama satu jam setiap hari supaya dia membaca di perpustakaan Kongres. Dengan mendalami banyak bidang – ekonomi, sejarah, filsafat, puisi – dia meneruskan praktek ini selama bertahun-tahun, bahkan dalam hari-hari yang paling sibuk sebagai orang anggota badan legislatif. Pada waktu dia menjadi bapak hakim Black di pengadilan tinggi Amerika Serikat dia adalah salah seorang hakim yang terpelajar, dan seluruh bangsa memetik manfaat dari pengetahuannya yang luas tentang kemanusiaan.

Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk melakukan suatu proyek, maka kita berhasil mengumpulkan waktu 365 jam setahun, atau sama dengan 45 hari kerja penuh masing-masing delapan jam sehari. Ini seperti menambahkan satu setengah bulan kehidupan produktif setiap tahun dalam kehidupan kita! Namun ketika saya berbicara tentang menyisihkan waktu satu jam sehari untuk pengembangan pribadi, jawaban yang saya terima biasanya adalah: “Saya terlalu sibuk. Saya bekerja sepanjang hari. Setelah pulang ke rumah saya sudah kehabisan tenaga. Saya ingin waktu sedikit untuk dilewatkan bersama anak-anak.”

Memang harus diakui ini tidak mudah. Semua ini memerlukan tekad yang kuat. Rahasianya adalah menciptakan waktu satu jam ini, kemudian memanfaatkannya secara bijaksana.

Seorang teman saya, Wilfred P. Cohen, membaktikan waktu 40 tahun untuk menjadi salah seorang pemilik pabrik pakaian jadi yang paling terkemuka di dunia. Namun ada sesuatu lainnya yang ditambahkannya, sesuatu yang selama ini tidak dapat dilakukannya dalam hari-hari bisnisnya yang selalu sibuk.

Saya ingin melukis,” katanya kepada saya. “Saya belum pernah belajar melukis; saya tidak punya alasan apapun untuk merasa yakin bahwa saya akan meghasilkan lukisan yang sepadan dengan jerih payah saya. Walaupun demikian, akhirnya saya memutuskan untuk memberi waktu satu jam sehari untuk melukis, tidak peduli apa yang harus saya korbankan untuk menemukan waktu yang satu jam itu.

Yang harus dikorbankan oleh Wilfred Cohen adalah waktu tidurnya. Satu-satunya cara yang dapat meyakinkan dirinya bahwa dia akan mendapat waktu satu jam sehari tanpa gangguan adalah bangun sebelum pukul lima pagi dan bekerja sampai waktu sarapan tiba. “Ini tidak sulit” katanya. “Begitu saya memutuskan untuk melukis pada jam itu saya pun tidak bisa tidur lagi. Gairah untuk melakukan hal itu membangunkan saya tiap pagi.”

Dia mengubah lotengnya menjadi studio, dan selama bertahun-tahun dia tidak pernah melewatkan kesempatan pagi itu untuk bekerja. Imbalannya sangat menakjubkan. Lukisan kanvasnya digantung dalam berpuluh-puluh pameran. Beberapa kali dia melakukan pameran tunggal. Beberapa ratus lukisannya laku dengan harga tinggi. Dan semua pendapatnya dari karir satu jam sehari disumbangkannya untuk dana beasiswa bagi mahasiswa seni rupa yang berbakat. “Tidak ada suatu apapun yang saya lakukan,” kata Cohen, “yang memberi saya separuh saja dari kepuasan dan kesenangan yang saya temukan dalam kegiatan satu jam sehari seorang diri.”

Kalau diberi kesempatan setiap hari, setiap pikiran akan bisa menciptakan gagasan. Seorang karyawan bagian perawatan lift bangsa Yunani bernama Nicholas Christofilos tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Setiap hari sepulang dari pekerjaan, sebelum dia duduk untuk makan malam, dia membuktikan waktu satu jam untuk membaca buku tentang fisika nuklir. Sementara dia mulai memahami ilmu yang dipelajarinya semakin jelas, gagasan pun timbul dalam pikirannya. Pada tahun 1948 dia membuat rancangan untuk ekselerator partikel yang menurut pikirannya akan lebih murah dan lebih kuat daripada peralatan manapun yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Komisi Tenaga Atom Amerika Serikat untuk diuji. Setelah dia menyempurnakan rancangannya lebih lanjut, alat ini bekerja begitu baik sehingga pemerintah Amerika Serikat bisa menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Christofilos menerima dua imbalan: uang tunai $10.000 dan kedudukan di Laboratorium radiasi Universitas California.

James Russel Lowell berkata, “Kesempatan menyendiri diperlukan oleh imajinasi sebagaimana masyarakat diperlukan demi keutuhan dan kesehatan watak manusia.” Hal yang penting adalah membuat jam-jam ketika kita sendirian menjadi waktu yang produktif dan itu bisa dilaksanakan walaupun kadang-kadang hanya menghasilkan kesadaran akan keberadaan kita yang sejahtera.

Franklin Delano Roosefelt, selama tahun-tahun peperangan yang paling berat, biasanya mengunci dirinya sendiri dari dunia luar selama satu jam bersama koleksi perangkonya. Mendiang Ny. Victoria Geaney, yang menjadi nyonya rumah resmi Blair House, tempat Presiden kadang-kadang mengurung diri bersama perangkonya, pada suatu ketika mengatakan kepada saya bahwa ketika pulang ke rumah Presiden kelihatan murung, pendiam dan kelelahan. Tetapi ketika dia pergi, kata Nyonya Geaney, Presiden tampak seakan-akan baginya seluruh dunia lebih ceria. Bagi Presiden jam-jam yang dilewatkannya seorang diri memberikan kesegaran spiritual.

Tidak ada umur yang terlalu tua untuk mulai memetik keuntungan dari waktu satu jam sehari sendirian. Saya kenal dengan seorang laki-laki, yang pada umur 78 tahun mulai memanfaatkan waktu satu jam sehari mendidik dirinya sendiri dalam apresiasi musik. “Segera saya tidak bisa lagi melewatkan waktu seperti yang saya lakukan seperti ini,” katanya. “Kalau saya harus duduk diam-diam, saya ingin bisa menikmati musik.”

Saya yakin bahwa kebanyakan orang yang memberi dirinya waktu satu jam sehari untuk menyendiri akan memperoleh imbalan walaupun tidak menghasilkan apa-apa; paling tidak mereka akan bisa meninjau pikirannya sendiri. Walaupun demikian akan lebih memuaskan, kalau kita menetapkan sasaran yang pasti untuk waktu menyendiri satu jam ini. Sebab, begitu orang mengambil kebiasaan bekerja dengan sasaran suatu aspirasi, cakrawala pencapaian prestasi menjadi tak ada batasnya.

Seorang direktur perusahaan kosmetik besar merasa sangat gembira ketika putranya mendapat penghargaan di perguruan tinggi dalam teologi. Tetapi setiap kali anaknya pulang ke rumah, sang ayah menyadari dengan rasa makin senang bahwa dia dan anaknya tidak lagi “bicara dalam bahasa yang sama.” Walaupun juga tertarik kepada bidang ini, sang ayah belum pernah secara serius mempelajari agama. Maka dia mulai menyisihkan waktu satu jam sehari untuk dirinya sendiri tepat sebelum makan siang. Dia mengunci pintu kantornya, menumpangkan kaki di meja tulis, dan mulai membaca buku-buku tentang perbandingan agama.

Mula-mula para partner saya mengira saya sedang mulai mengembangkan kebiasaan eksentrik yang konyol,” katanya. “Tetapi mereka segera menyesuaikan diri dengan jadwal kerja saya. Studi saya mengenai perbandingan agama menyebabkan saya mulai mempelajari antropologi, sosiologi, dan bidang-bidang lainnya. Pada tahun-tahun yang terakhir ini saya sering diundang untuk ceramah di berbagai tempat, dan saya rasa ceramah dan tulisan saya memberikan sedikit sumbangan kepada pengembangan pengertian antar-kepercayaan. Dan yang paling baik di atas segala-galanya,” tambahnya, “saya rasa anak saya bangga akan pendidikan saya.”

Barangkali tidak semua orang sependapat dengan Henry david Thoreau ketika dia berkata, “Saya tidak pernah menemukan teman yang lebih baik daripada kesendirian.” Tetapi waktu satu jam sehari, yang dilewatkan untuk melakukan apa saja yang ingin kita lakukan, bisa memberikan saluran untuk energi yang bisa terbuang sia-sia kalau tidak dimanfaatkan dengan baik. Waktu yang dimanfaatkan secara produktif bisa menghidupkan kembali semangat. Cobalah dan lihat hasilnya.

oleh: Oscar Schisqall


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More