blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Trust – Perasaan Kepercayaan Harus Berakar Dalam Hubungan

“Bila Kepercayaan Menjadi Berkurang, Maka Pikiran Negatif Akan Mengambil Alih Semua Hubungan, Dan Menciptakan Situasi Yang Saling Mencurigai.” – Djajendra
“Kepercayaan Timbul Dari Kekuatan Pikiran Positif Terhadap Potensi Dan Kemampuan Orang Lain Untuk Keberhasilan Misi Bersama.” – Djajendra

Kepercayaan adalah hasil dari keadaan pikiran positif. Saat Anda mempercayai seseorang untuk melakukan sebuah tugas penting dari Anda, berarti Anda telah berpikir positif tentang kemampuan orang tersebut dan hubungan Anda dengan orang tersebut. Kepercayaan adalah awal untuk menciptakan hubungan yang saling mengerti dalam sebuah keharmonisan kehidupan. Bila kepercayaan menjadi berkurang, maka pikiran negatif akan mengambil alih semua hubungan, dan menciptakan situasi yang saling mencurigai.
Kepercayaan juga biasanya muncul saat seseorang melihat prospek orang lain di masa depan, dan mengharapkan sebuah nilai tambah dari hubungan tersebut di masa depan. Artinya, kepercayaan bisa muncul oleh pikiran positif  yang melihat sebuah manfaat atau keuntungan di masa depan. Di sini, hubungan kepercayaan itu terbangun oleh sebuah kepentingan terselubung; sama seperti saat seseorang hendak melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan maksimal di masa depan, dia percaya kepada investasi tersebut karena melihat keuntungan di masa depan.
Sering sekali saya menemukan sekelompok orang yang baru saling mengenal dengan pengalaman bekerja sama yang minim, tapi dapat saling percaya untuk memenuhi peran mereka masing-masing dalam kerja sama tersebut. Hubungan kepercayaan ini terlihat langsung berakar dalam hubungan interaksi mereka. Seketika mereka bisa kompak dan saling melayani dengan kepercayaan yang sangat tinggi, tanpa memikirkan hal-hal negatif dari hubungan kepercayaan tersebut. Biasanya, hubungan kepercayaan ini terjadi karena adanya sebuah kepemimpinan yang kuat dari seorang individu, yang mampu mempersatukan semua orang ke dalam satu misi bersama.
Mempercayai satu sama lain dalam sebuah lingkungan yang penuh etika dan integritas akan membuat semua persoalan mudah untuk ditindaklanjutkan untuk manfaat dan keuntungkan semua orang. Termasuk, akan meningkatkan proses interaksi sosial melalui kesadaran dan kecerdasan sosial yang tinggi. Hal ini juga berlaku dalam hubungan keluarga. Bila sebuah keluarga terbangun atas dasar nilai-nilai etika dan integritas, maka pikiran positif akan mengendalikan keluarga tersebut  untuk berkehidupan dalam hubungan yang saling percaya, serta selalu menjadi kokoh tak tergoncangkan oleh badai apa pun. Selanjutnya, nilai-nilai kepercayaan akan membuat keluarga tersebut menjadi solid dan kuat untuk mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian bersama dalam keragaman cita-cita dan impian.
Kekuatan kepercayaan dapat digunakan dalam penguatan nilai-nilai budaya organisasi untuk keunggulan organisasi. Bagaimanapun, kepercayaan dapat menjadi alat manajemen yang sangat berharga untuk membangun kolaborasi yang solid di internal organisasi atas dasar nilai-nilai organisasi yang diinginkan. Pihak manajemen harus memiliki niat yang tulus dan pikiran positif yang kompak untuk merangsang kepercayaan di dalam organisasi. Bila setiap individu di dalam organisasi mampu memperkuat pikiran positif untuk saling percaya, maka organisasi akan menghilangkan energi saling mencurigai, yang berpotensi membuat semua rencana hebat organisasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sepuluh tahun yang lalu, saat seorang manajer bercerita kepada saya tentang sulitnya memotivasi para karyawan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Saat itu, secara sepontan saya menjawab untuk segera membangun iklim kerja yang saling percaya sebagai dasar sebelum memberikan motivasi. Saya juga menyarankan untuk membiasakan setiap karyawan dan pimpinan bekerja dengan budaya kolaborasi. Sebab, saya sangat percaya bahwa sebelum memotivasi karyawan dan pimpinan, pihak manajemen harus terlebih dahulu mempersiapkan lingkungan kerja yang saling percaya dalam sebuah hubungan kolaborasi yang saling menguntungkan.  Setelah beberapa tahun ini saya melakukan riset  mengenahi kekuatan kepercayaan di dalam organisasi, dan hasilnya adalah jawaban spontan saya di sepuluh tahun lalu masih sangat relevan sampai dengan hari ini.

Sumber : djajendra-motivator.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More