blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Piramida Keuangan (bagian 2)

Pada artikel sebelumnya, sudah dijelaskan 3 batu fondasi dari piramida keuangan. Kali ini saya akan menjelaskan batu fondasi berikutnya. Batu fondasi keempat adalah dana pendidikan anak. Ini merupakan tujuan keuangan yang sangat penting bagi keluarga yang sudah mempunyai anak. Sebagai orangtua, tentu saja kita menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak. Perlu perencanaan yang matang untuk mempersiapkan dana pendidikan ini. Sebab apabila tidak direncanakan, pendidikan anak kita kemungkinan besar tidak tercapai seperti yang kita harapkan.

Perencanaan dana pendidikan anak meliputi dua kegiatan utama, yaitu menabung atau berinvestasi dan proteksi. Setelah menghitung berapa besar dana yang dibutuhkan untuk biaya pendidikan anak, maka menabung atau investasi merupakan cara untuk mencapainya.
Namun, perlu diperhitungkan pula risiko yang mungkin terjadi, yaitupada saat kita sebagai orangtua sedang menabung atau berinvestasi untuk tujuan tersebut. Di sinilah peran proteksi (asuransi jiwa, asuransi kesehatan, ataupun asuransi cacat) sangat dibutuhkan. Sehingga apabila terjadi risiko seperti sakit, cacat bahkan meninggal, yang mengakibatkan perencanaan dana pendidikan anak kita terganggu, proteksi bisa mengambil alih tanggung jawab ini. Melalui proteksi, perencanaan tersebut bisa tetap berjalan sesuai yang kita harapkan.
Produk keuangan yang bisa digunakan sebagai tools atau alat dalam perencanaan dana pendidikan, antara lain tabungan pendidikan, asuransi beasiswa, unit linked, reksa dana plus asuransi dan sejenisnya. Yang penting, produk keuangan tersebut mempunyai unsur tabungan atau investasi dan proteksi.
Batu fondasi yang kelima adalah dana pensiun (retirement fund). Sebagai orang yang bekerja sekian lama, tentu saja kita menginginkan di satu saat kita bisa menikmati pensiun dengan tenang, baik moril maupun materiil. Pensiun di sini bukan berarti berhenti kerja total, melainkan apa pun yang kita inginkan,apakah tetap bekerja penuh waktu, bekerja paruh waktu atau sama sekali tidak bekerja, kita sudah memiliki dana yang cukup untuk membiayai hidup kita dan gaya hidup kita, tanpa tergantung pada penghasilan dari pekerjaan kita tersebut.
Dalam melakukan perencanaan dana pensiun ini, unsur tabungan atau investasi sangatlah dominan. Proteksi yang perlu diperhitungkan di sini adalah asuransi kesehatan. Sebab tidak ada gunanya apabila kita pensiun namun sakit-sakitan, sehingga menghabiskan dana pensiun yang sudah bertahun-tahun dikumpulkan. Yang penting dalam merencanakan dana pensiun ini, kita perlu tahu secara pasti apa life style yang diinginkan pada waktu pensiun dan berapa besar dana yang perlu dikumpulkan untuk membiayai life style tersebut.
   
Adapun produk keuangan yang bisa digunakan sebagai alat dalam perencanaan dana pensiun, antara lain Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), anuitas, unit linked, reksa dana, obligasi, properti, saham dan sejenisnya. Perlu pula diketahui, jangka waktu investasi dan profil risiko investor dalam perencanaan dana pensiun ini. Sebab hal tersebut akan sangat mempengaruhi pemilihan produk keuangan yang akan dibeli sebagai alat atau solusi dalam mencapai tujuan penyediaan dana pensiun tersebut.
Batu fondasi yang keenam adalah warisan. Warisan di sini bisa mempunyai dua tujuan. Yang pertama, sebagai distribusi kekayaan atau memberikan aset yang dimiliki kepada pihak yang diinginkan walaupun sang pewaris masih hidup, atau mewariskan kepada ahli waris setelah meninggal. Kedua, apabila kita tidak mempunyai aset atau kekayaan, atau justru memiliki utang, baikkepada bank atau pihak lain, jangan sampai utang tersebut diwariskan kepada ahli waris kita. Itulah sebabnya perencanaan warisan (estate planning) sangat diperlukan untuk kedua tujuan tersebut, baik untuk mendistribusikan kekayaan atau aset, ataupun menghindarkan diwariskannya utang bagi anak cucu kita.
Memang, sebagai orang Timur, kita umumnya enggan atau bahkan tabu bila membicarakan warisan selagi masih hidup. Namun, banyak fakta yang memperlihatkan, tanpa adanya perencanaan warisan yang baik, ahli waris dalam satu keluarga bisa menjadi ribut dan akhirnya tujuan sang ahli waris untuk mendistribusikan kekayaan berupa aset yang dikumpulkan seumur hidupnya tidak tercapai. Lebih menyedihkan, jika keluarga yang ditinggalkan terbebani utang yang belum lunas. Solusi dalam melakukan perencanaan warisan ini adalah menghitung besarnya kekayaan dan utang yang dimiliki dan menuliskan apa yang harus dilakukan atas kekayaan atau utang tersebut dalam surat wasiat. Pembuatan surat wasiat ini bisa menggunakan jasa pengacara atau notaris yang dipercaya.
Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi fondasi piramida keuangan kita, kini saatnya kita membahas batu-batu di bagian Akumulasi Kekayaan. Namun, kita perlu bersabar karena penjelasan ini akan diberikan esok hari. Nantikan artikel berikutnya. Salam Financial Freedom.

Oleh: Antony Japari, CLU, ChFC, CFP®
Vice Chairman - Financial Planner Association Indonesia
(Pengarang buku 10 Panduan Mengelola Keuangan Keluarga, Financial Planning & Wealth Management, terbitan ABFI PERBANAS 2010)


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More