blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Hary Tanoesudibjo Raja Multimedia Indonesia

Belakangan ini, media di Indonesia semakin ramai. Era kebebasan pers seolah telah menjadi pintu yang terbuka lebar bagi munculnya media di tanah air. Namun ternyata, dari sekian banyak media yang bermunculan, yang bertahan hidup dan sukses hanya sedikit. Salah satu aktor utama pemilik media yang dianggap cukup sukses adalah seorang pria bernama Hary Tanoesodibjo. Ia di antaranya menguasai tiga televisi, RCTI, TPI (MNC TV), dan Global TV melalui jaringan Media Nusantara Citra miliknya.


Sukses Hary menjadikan dirinya disebut sebagai spesialis "dokter" perusahaan yang bermasalah. Langkah paling gemilang lulusan Ottawa University, Kanada ini di antaranya yaitu dengan membenahi Bimantara yang terbelit utang. Kini, di tangan Hary, Bimantara semakin melebarkan sayapnya dengan memiliki stasiun
Trijaya FM, majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie, dan Koran Seputar Indonesia. Kemampuan tersebut menjadikan Hary juga berjuluk Raja Multimedia Indonesia.

Kepiawaian Hary berbisnis sudah nampak sejak ia di bangku kuliah. Pada saat menjadi seorang mahasiwa, Hary bermain saham di bursa Toronto. Di sana Hary mengenal investor-investor kelas kakap. Maka, sepulang ke Indonesia, bermodalkan pinjaman dari sang ayah, Hary mendirikan perusahaan sekuritas PT Bhakti Investama di Surabaya.

Pria kelahiran tahun 1965 ini lantas banyak terlibat dalam kegiatan
investment banking serta aksi merger dan akuisisi. Perusahaan-perusahaan bermasalah diborong dengan harga murah, diperbaiki, lalu dijual. Dari sinilah ia memperbesar bisnisnya. Hary piawai dalam membaca peluang dan mencari sumber dana. Aksi akuisisinya jarang menggunakan dana sendiri. Ekspansi bisnisnya dengan cara mencari dana dari publik melalui penawaran saham ataupun melalui konsorsium. 

Dengan latar belakang sebagai banker investasi yang terkemuka, dia membangun perusahaan bisnis dengan bendera PT Media Nusantara Citra Tbk hingga seperti sekarang ini. Tahun 2002, Hary masuk ke Bimantara Citra. Ia tidak membentuk konsorsium maupun melakukan pinjaman, melainkan modalnya dari keuntungan dalam kegiatan investment bangking.

Sejak memiliki Bimantara, Hary semakin agresif di bidang media. Buktinya, tak sampai lima tahun semejak bernaung di Media Nusantara Citra (MNC), Hary berhasil menguasai saham mayoritas di tiga stasiun TV (RCTI, Global TV, dan TPI). Saham MNC sendiri sebanyak 99,9 % dimiliki oleh Bimantara Citra.

Pria yang jarang mau diwawancara ini memang terkesan
low profile. Namun, bagi orang-orang di dekatnya, kunci sukses Hary karena ia dianggap "sangat mencintai pasar modal". Selain gemar mengikuti berbagai seminar soal pasar modal, jika sudah bicara soal pasar modal, ia seolah lupa waktu.

Kecintaan pada profesi inilah yang terbukti mampu mengantarkan Presiden Direktur dan CEO PT Media Nusantara Citra Tbk serta Group Executive Chairman PT. Bhakti Investama Tbk ini menjadi pengusaha terkaya kelima belas di Indonesia versi Forbes tahun 2007.

Kesuksesan yang dimiliki Hary sekarang ini tak terlepas dari kepiawaiannya membaca peluang dan mencari sumber dana. Berkat kepiawaiannya tersebut, Hary mampu menata kembali perusahaan yang sedang bermasalah dan membawa perusahaan tersebut di puncak kesuksesan. Namun, kepiawaian itu didapat karena kecintaannya yang mendalam terhadap pekerjaannya. Totalitas Hary inilah yang patut dijadikan teladan untuk


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More