blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Sekantong Kue

Pada suatu malam, di bandara tampak seorang wanita sedang menunggu penerbangan pesawat terakhir. Untuk melepas kejenuhan menunggu, si wanita berjalan-jalan di sekitar bandara. Ia kemudian membeli sebuah buku dan juga sekantong kue di toko bandara.
Setelah ke ruang toilet, si wanita bergegas mencari tempat duduk dan mulai membaca buku yang baru dibelinya. Keasyikan membaca terganggu saat ia melihat seorang lelaki yang duduk di sebelahnya dengan berani mengambil satu atau dua dari kue yang ada di antara mereka.
Wanita itu mencoba mengabaikannya dan melanjutkan membaca sambil juga mengambil dan mengunyah kue dengan perasaan jengkel. Dalam hati, wanita itu berpikir, “Kalau aku bukan orang baik pasti sudah aku tonjok orang ini.”

Ia semakin kesal saat si pencuri kue yang berani seakan berlomba menghabiskan kue persediaannya. Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki juga mengambil satu. Ketika tinggal satu kue yang tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu? Dengan senyum di wajahnya, tanpa merasa bersalah, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya menjadi dua. Diberikan separuh kue kepada wanita itu dan ia makan sisa separuhnya.
Si wanita dengan muka bersungut-sungut menahan marah sambil berpikir, “Ya ampun orang ini. Sungguh tidak tahu malu dan menyebalkan.”
Saat jadwal penerbangannya diumumkan, bergegas si wanita itu pergi, tanpa menoleh sedikitpun kepada si pencuri kue dan berharap tidak berjumpa lagi dengan pencuri tidak tahu terima kasih itu.
Setiba diatas pesawat, sambil menghela napas lega, dia menempati tempat duduknya. Saat si wanita ingin melanjutkan membaca, segera tangannya meraih ke dalam tas. Dan dia pun kaget setengah mati! Astaga, jari tangannya tengah meraba kantong kue, masih tertutup dan belum tersentuh!
Sesaat pikirannya serasa lumpuh. “Aduh, celaka! Jadi, kue yang telah kumakan tadi adalah milik lelaki itu? Sungguh keterlaluan aku. Menuduh orang mencuri, mencurigai orang yang tidak bersalah, dan ternyata adalah si pemilik kue itu sendiri,” Sesalnya.
Hatinya serta merta merasakan rasa malu dan sesal yang dalam. “Ya ampun, sebenarnya akulah yang tidak tahu malu, kasar dan tidak tahu berterima kasih! Akulah si pencuri kue itu!”
Sambil memejamkan mata penuh sesal, dia tahu, sudah terlambat untuk meminta maaf atas kesalahannya menuduh orang lain yang tidak bersalah.
Dalam hidup ini, kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berburuk sangka dan melihat orang lain dengan persepsi kacamata kita sendiri. Menuduh orang lain yang salah, tidak tahu diri, tidak tahu malu, pembuat masalah, dan lain sebagainya. Bahkan, tak jarang pula kita mencari kambing hitam untuk sebuah masalah yang kita hadapi. Akibatnya, kerap kali muncul konflik yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
Perlu kita ingat, konflik yang terjadi akibat buruk sangka kepada orang lain justru akan membuat waktu kita terbuang percuma. Hasilnya, bisa jadi kesempatan yang harusnya bisa di manfaatkan, jadi terlewatkan karena energi kita telah terbuang untuk mengurusi hal yang kurang bermanfaat. Selain itu, masalah yang tadinya sepele dan bisa terselesaikan dengan cepat, juga akan jadi berlarut-larut. Maka, ada baiknya kita membiasakan diri untuk segera mencari solusi, dan bukannya justru sibuk mencari-cari kesalahan orang lain.
Seharusnya, kita bisa lebih mengendalikan emosi, selain juga perlu mengedepankan empati, dalam berbagai hal yang kita hadapi. Sebab, mungkin saja, seseorang melakukan kesalahan karena sebuah alasan yang sangat kuat jadi ada baiknya jika kita melihat sebuah persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Alangkah baiknya bila kita juga mampu berkaca pada diri sendiri, sebelum melontarkan segala tuduhan kepada orang lain.
Mari, kita junjung semangat untuk menyelesaikan persoalan. Jauhkan diri dari sifat suka mencari kambing hitam persoalan dan kendalikan pikiran secara lebih jernih. Dengan begitu, setiap masalah akan terselesaikan dengan lebih mudah dan dapat menjadi solusi bagi semua pihak, dan telebih lagi, penyesalan tidak akan terjadi di kemudian hari.

Sumber : andriewongso.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More