“Setiap Perusahaan Yang Ingin Kuat Harus Berbudaya, Beretika, Dan Berkepemimpinan Yang Baik.” – Djajendra
Membangun perusahaan yang kuat harus berfondasikan kerja sama, pendelegasiaan wewenang, pelayanan, dan kepemimpinan yang berkualitas. Untuk itu semua, diperlukan keseriusan perusahaan dalam membangun budaya kerja dan budaya organisasi berlandaskan etika dan kepemimpinan yang adil, tegas, dan kuat. Bila perusahaan tidak serius membangun budaya organisasi dari fondasi etika yang kuat, maka perusahaan akan terus-menerus mengalami gangguan –gangguan dalam bentuk konflik yang akan merusak semangat kerja sama di internal perusahaan.
Beberapa hari yang lalu seorang pemilik perusahaan yang sangat termotivasi untuk membangun kerja sama yang kuat di internal perusahaannya, mengundang saya untuk memberikan pelatihan motivasi kerja sama untuk pimpinan dan karyawan selama dua hari di Cipanas, Puncak. Misi dari pelatihan ini adalah membangkitkan kekompakkan dan keutuhan kerja sama yang solid diinternal perusahaan. Pemilik perusahaan sebagai pimpinan tertinggi terlihat sangat luar biasa dan sangat jenius dalam memimpin perusahaannya berdasarkan pengalaman praktis dan intuisi yang sangat teruji. Persoalannya, perusahaan semakin hari semakin membesar, tapi perusahaan masih dikelola berdasarkan intuisi dan kebiasaan-kebiasaan praktis dari masa lalu.
Pemilik perusahaan terlihat sangat dominan dan tidak terlalu memperdulikan fungsi-fungsi manajemen, dia lebih termotivasi untuk mendorong fungsi penjualan secara optimal, dan berharap semua fungsi dan peran manajemen lainnya tunduk kepada kekuatan tim penjualan. Jelas, sikap kepemimpinan seperti ini hanya akan menciptakan konflik dan perang dingin di internal perusahaan.
Saya sangat memahami semangat dari pemilik perusahaan untuk membangun kerja sama yang solid diantara semua orang di dalam perusahaan, dan mendorong penjualan secara luar biasa ke sasaran yang ditetapkan. Tetapi, saya sangat tidak memahami mengapa beliau tidak terlalu percaya bahwa semua fungsi manajemen harus berada dalam satu titik keseimbangan yang adil dan berimbang. Tidak boleh ada unit kerja atau fungsi kerja yang diistimewakan. Bila sebuah fungsi kerja atau unit kerja lebih diperhatikan atau lebih diistimewakan, maka dipastikan kerja sama yang solid tidak akan pernah terwujud secara profesional.
Agar setiap fungsi dan peran kerja berjalan dalam keseimbangan yang efektif dan produktif, maka diperlukan budaya organisasi yang berfondasikan etika yang tegas. Tidak boleh ada sebuah tim selevel yang merasa sangat berkuasa atas tim-tim selevel lainnya. Manajemen yang baik haruslah dimulai dari kepemimpinan yang memimpin secara adil dan bijak untuk menegakkan semua fungsi manajemen secara benar pada posisi yang wajar. Semua fungsi kerja harus dipimpin berdasarkan budaya organisasi yang kuat dan berstandar pada dasar etika yang benar.
Kerja sama yang baik hanya akan terwujud di dalam perusahaan; di saat perusahaan itu berbudaya, beretika, dan berkepemimpinan yang bijak dan adil.
Sumber : djajendra-motivator.com