blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Mau Dulu Baru Mampu

Waktu Tuhan memanggil, si Sombong berkata "Aku mau karena mampu".
Si Duniawi berkata "Tidak mau walaupun mampu".
Yang Kurang Pede berkata "Tidak mau karena aku tidak mampu".
Dan calon Pelayan berkata "Aku mau, tapi aku tidak mampu".
Percayalah Tuhan yang akan memampukan kita, asal kita MAU jadi alatNya.

Dalam setiap kesempatan yang ditawarkan, ada empat kemungkinan jawaban terkait dengan keMAUan dan keMAMPUan kita. Alternatif jawaban tersebut adalah “mau dan mampu”, “tidak mau walaupun mampu”, “mau tetapi tidak mampu”, dan “tidak mau karena tidak mampu”. Perlu kita ingat bahwa peluang tidak akan datang untuk kedua kalinya, karena itu untuk setiap kesempatan yang ada katakan dulu bahwa kita MAU, sedangkan keMAMPUan adalah urusan nomor dua. Bila kita sudah MAMPU, maka kesempatan tersebut akan lebih mudah untuk kita raih. Sedangkan bila belum MAMPU, berarti kita harus belajar dulu sampai menjadi MAMPU.

Demikian juga untuk setiap tawaran yang diberikan kepada kita untuk menjadi pelayan atau alatNya, marilah kita katakan dengan penuh komitmen “Tuhan, aku MAU !”. Selanjutnya serahkanlah kepada Tuhan, dan percayalah Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, malahan Dia pasti akan membentuk dan memampukan kita sesuai dengan kehendakNya. Karena itu janganlah ragu untuk setiap kesempatan yang ada untuk melayani Tuhan.

Bila kita telah memiliki kemampuan, maka hal ini akan menjadi hal yang luar biasa. Ingatlah kemampuan yang kita miliki pun berasal dari Tuhan yang telah memberikannya kepada kita, karena itu saat ini kita pun akan membalasnya dengan jalan menggunakan kemampuan kita agar bermanfaat bagi orang lain. Amin.


Oleh Wahyu Kushardiyanto


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More