Banyak orang
berpikiran bahwa bisnis itu yang penting untung. Benarkah pendapat ini? Menurut
saya tidak. Orang yang berbisnis hanya mengejar keuntungan dan mengabaikan yang
lain, biasanya bisnisnya tidak bertahan lama.
Masih banyak
ditemukan pebisnis yang berpikiran bahwa mencari yang haram saja susah apalagi
yang halal. Karena pemahaman inilah, banyak orang yang berbisnis dengan
menggunakan jalan pintas. Sehingga suap, mark up dan korupsi seolah tidak bisa
dilepaskan dari dunia bisnis.
Ketika saya
menasihati seseorang yang melakukan hal itu, dia menjawab enteng, “Jangan
bawa-bawa materi training dan agama dalam bisnis, itu dunia yang berbeda.”
Saat saya menceritakan
kepada teman, bahwa saya menolak proyek trainin senilai Rp 5 Milyar karena
harus membayar komisi sekian persen. Dia malah mengolok-ngolok saya, “Jamil
kamu itu trainer nasional tapi bodoh, duit di depan mata tidak kamu ambil. Kamu
itu sombong.”
Maka dengan bercanda
saya jawab, “Kayaknya yang bodoh kamu deh, rejeki yang halal begitu banyak tapi
kamu tidak tahu. Saya ragu, kamu itu pebisnis atau pengemis proyek.”
Saya sudah baca
banyak literatur tentang bisnis, ternyata perusahaan-perusahaan yang bertahan
ratusan tahun itu tidak hanya sekedar mancari untung akan tetapi ada
nilai-nilai yang dipegangteguh oleh pendiri, pemilik dan para pemimpin
perusahaan itu. Para pelaku bisnis sepeti ini
saya sebut Characterprenuer.
Agar dunia bisnis,
fair, sehat dan tumbuh dengan cepat serta perusahaannya bertahan lama,
seharusnya semua orang yang terjun ke dunia bisnis memilki characterprenuer
yang kuat. Para characterprenuer inilah
pebisnis sejati. Dia bukan penjilat, dia bukan opotunis, dia bukan pengemis tender
dan proyek. Kehidupan pribadi dan perusahaannya seolah menyatu menjadi satu,
karakter pribadinya terbawa dalam karater perusahaannya.
Characterprenuer
yang beriman juga menyadari bahwa bisnis bukan hanya urusan dunia. Bisnis yang
dijalankannya harus menyelamatkan kehidupan setelah dunia (akhirat).
Characterprenuer akan selalu berusaha menjadikan bisnisnya bernilai ibadah di
sisi-Nya. Dia akan selalu bertanya dalam hatinya, “Apakah bisnis yang saya
jalani ini mendapat ridho dan cinta-Nya?”
Saya sudah bertemu
dengan orang-orang yang termasuk characterprenuer ini. Bisnisnya terus melaju,
kehidupan rumah tangganya semakin mesra, dan secara spiritual mereka terus
berlari mendekat kepada Sang Pemilik Rezeki. Saya berharap semakin banyak
bermunculan characterprenuer di Indonesia
dan Anda termasuk di9dalamnya.
Salam Sukses Mulia!
Oleh : Jamil Azzaini
Inspirator Sukses
Mulia & Penasehat Yatim Mandiri
Sumber : Majalah
Yatim Mandiri Edisi Mei 2012