Setiap kita yang ingin mencapai tujuan, baik karir, memenangkan tender, berjaya di percaturan politik, bahkan pengembangan pribadi, tentunya sangat sadar akan kebutuhan untuk menggenjot ‘power’. Di jaman dulu, jaman para amtenar, jabatan atau kewenangan yang kita miliki sering kita gunakan sebagai kekuatan yang paling utama. Namun, kini semakin kita sadari bahwa pengaruh pribadi, kemampuan persuasi dan ‘lobby’, memberikan power yang juga luar biasa besar. Saya teringat satu kejadian, di mana saya melihat seorang anggota wakil rakyat berusaha untuk mengubah jadual penerbangannya di salah sebuah konter maskapai penerbangan lokal. Dengan suara keras, beliau berusaha meyakinkan petugas:“Anda lihat sendiri ‘kan, siapa saya?”. Petugas yang senyum-senyum tidak berdaya dan menampilkan muka bertanya-tanya itu, mungkin benar-benar tidak mengenal bapak pejabat tersebut. Dalam hati, saya berpikir, ”Ini baru memperjuangkan satu tempat di pesawat, bagaimana kalau beliau meyakinkan orang lain untuk keputusan penting demi Negara?”