blocknotinspire.blogspot.com berisi Kumpulan Business Ethics, Business Tips, Inspire Spirit, Leadership and Culture , Love and Life, Management HR, Motivasi Spirit, Smart Emotion, Success Story, Tips Keuangan, Tips Marketing dan Tips Sehat Semoga Bisa Menjadikan Anda lebih SUKSES dari hari kemarin.
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://blocknotinspire.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Kisah Keteledoran Joe Stoker

Pendengar setia, ada sebuah kisah inspiratif yang ingin saya kutip dari penulis dan pelopor Success Magazine, Orison Swett Marden, yakni kisah tentang seorang mekanik di kereta api bernama Joe Stoker. Dikisahkan, Joe Stoker ini bekerja sebagai tukang rem kereta api. Sebenarnya, ia orang yang bersahabat dan ramah. Oleh karena itu, ia amat disukai oleh penumpang-penumpang dan pegawai-pegawai kereta api lainnya. Sayangnya, di balik sikapnya yang baik, Joe seorang yang kurang bertanggung jawab pada pekerjaannya dan sering menyepelekan bahkan menunda-nunda pekerjaan. Lebih dari itu, ia juga seorang peminum whiski. Banyak orang, termasuk keluarga dan sahabatnya menasihatinya untuk berhenti minum whiski. Tetapi, tiap kali ada yang menegurnya, ia selalu bilang, “Terima kasih. Saya nggak apa-apa kok. Hanya minum sedikit dan tidak ada pengaruhnya!”

Pada suatu malam, salju turun dengan lebatnya. Malam itu Joe kebetulan bertugas di atas kereta api yang sedang berjalan. Tiba-tiba, ada berita, bahwa kereta api lain akan datang terlambat. Sambil menunggu, Joe mulai menggerutu dan mengeluh karena berarti ia dan rekan-rekannya harus menunggu dan lebih lama, menunggu kereta lain lewat. Untuk mengisi waktu, diam-diam Joe mulai mengluarkan botol whiskynya dan meminumnya. Beberapa saat, Joe mulai agak mabuk. Ia mulai tertawa-tawa dengan senang, sementara kondektur dan maupun masinis, menjadi prihatin padanya.
Sementara itu, setelah berjalan beberapa saat kereta dimana Joe berada, tiba-tiba berhenti. Tutup silinder kereta api tiba-tiba terlepas. Dalam waktu tidak lama lagi kereta api cepat akan melalui rel yang sama dari belakang. Kondektur, dengan secepat kilat berlari ke kea rah Joe dan memerintahkannya untuk memasang lampu merah dan membawanya berjalan ke sepanjang rel di belakang. Namun, tukang rem yang agak mabuk ini tertawa dan berkata, “Ah, jangan tergesa-gesa. Kan katanya agak terlambat. Jadi masih ada waktu!”
Namun, kondektur itu menjawab dengan sungguh-sungguh, “Joe, jangan ditangguhkan satu menit pun. Kereta api cepat akan segera tiba dan saat itu mungkin kita sudah terlambat terlambat memberitahu!”
“Baiklah,” kata Joe dengan ogah-ogahan. Sementara si kondektur sibuk mengurusi lokomotifnya, si Joe tukang rem itu, tidak langsung mengerjakan tugasnya. Dengan tenang, ia mengenakan jasnya terlebih dahulu. Lalu menghabiskan satu sloki whiski untuk menghangatkan badannya. Kemudian, barulah perlahan-lahan ia mengambil lentera merah dan dengan melenggang santai ia berjalan sambil bersiul sepanjang rel. Belum sampai sepuluh langkah, ia mendengar suara tanda kedatangan kereta api cepat. Ia mulai berlari dan berlari menuju ke arah kerata api cepat itu.
Tetapi semuanya sudah terlambat. Joe mencoba melambaikan lenteranya. Tapi, terlalu dekat jaraknya bagi kereta cepat untuk berhenti. Sesaat kemudian, terdengarkan besi-besi berat saling bertubrukan. Lokomotif kereta api cepat menabrak gerbong-gerbong yang sedang berhenti. Segera badan gerbong dan lokomotifnya menjadi ringsek, gerbong=gerbongpun hancur dan terhantam keras keluar dari relnya, diiringi jerit teriak para penumpang yang lebur binasa, bercampur dengan suara desis uap yang keluar lepas. Malam yang bisu itu menjadi saksi kecelakaan tabrakan antar kereta api yang menelan begitu banyak korban jiwa.
Bagaimana dengan Joe Stoker. Saat orang mencarinya, Joe sudah menghilang. Malam itu Joe ditemukan dalam sebuah lumbung, dalam keadaan gila, melambai-lambaikan lentera di depan kereta api khayalan, sambil berteriak-teriak, “Ah, seandainya saya lakukan… seandainya saya lakukan…. seandainya”
Pendengar,
Seberapa sering Anda menunda pekerjaan Anda karena berpikir akan masih ada banyak waktu? Lalu Anda menunda-nunda hingga akhirnya Anda ternyata tidak memiliki waktu sebanyak yang Anda pikirkan. Saat itulah Anda menyesal, mengapa Anda tidak lakukan dari dulu. Dalam kehidupan ini, banyak orang yang berandai-andai dan terus menunda-nunda. Waktu terbaik adalah sekarang. Saat mempunyai kesempatan, Anda mungkin harus segera mengambil langkah untuk mengambil tindakan. Ciptakan dan lakukan sesuatu dalam hidup Anda yang membuat Anda tidak perlu menyesal dan terus-menerus meratapi dengan berkata, “seandainya…seandainya!”.
Orison Swett Marden
“Watak Anda Melebihi Kecemerlangan Emas (terj.)”
Sumber : hrexcellency.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More