Setiap orang yang kurang memperhatikan kebersihan makanan yang ia konsumsi beresiko terkena penyakit Tifus atau Paratifus.Salah satu gejala khasnya adalah demam yang naik turun, nyeri perut, dan diare.Sudah lebih dari 5 hari, Carol berusia 4 tahun anak bungsu Maya mengalami demam tinggi, terutama pada malam hari. Selain demam ia pun kerap mengeluh sakit perut dan memang sering buang air besar. Setelah dibawa ke dokter ia didiagnosa menderita Tifus dan harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Walau sedih, Maya beruntung karena buah hatinya langsung diobati sehingga tidak fatal. Jangan sampai deh pengalaman Maya ini anda alami. Jadi, anda perlu mengetahui tentang penyakit ini.
Dr. Evelin P.N, Sp.A IBCL dari RS Carolus mengatakan Tifus adalah salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Kuman ini bisa terdapat di dalam makanan yang tidak bersih, khususnya makanan basah seperti bakso, siomay, batagor, es cincau, es teler, atau mie ayam.
Biasanya Tifus dialami oleh anak-anak atau orang dewasa yang sering jajan dan membeli makanan di sembarang tempat. Jajan meningkatkan kemungkinan penularan kuman tifus melalui makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi.
Selain melalui makanan, penularan tifus juga bisa melalui tangan penderita yang tidak dicuci bersih setelah buang air besar. Misalnya jika anda terserang tifus dan menyiapkan makanan padahal tangan anda belum bersih, kuman tifus bisa menular kepada orang yang memakan makanan yang anda buat. Karena itu cuci tangan anda dengan sabun hingga bersih, ucap Dr. Evelin.
Demam tinggi dimalam hari
Selain tifus, pernahkah anda mendengar penyakit paratifus? Menurut Dr. Eveline, tidak ada hal signifikan yang membedakan antara tifus dan paratifus. Yang membedakannya hanyalah jenis kumannya saja, yaitu kuman Paratyphi dan Salmonella typhi. Sedangkan gejala penyakitnya pun sama. Anda harus berhati-hati bila anggota keluarga anda mengalami demam dengan suhu sekitar 38-40 derajat celcius, utamanya dimalam hari selama lima hari sampai seminggu.
Biasanya pada pagi atau siang hari suhu badan akan normal, namun menjelang malamshu akan meningkat. Jika diminggu kedua demam terasa sepanjang hari, kemungkinan besar anggota keluarga anda itu memang positif terkena tifus atau paratifus. Gejala lain yang khas adalah adanya keluhan mual, nyeri, dan bisa disertai sakit perut seperti diare atau sembelit.
Lebih jauh Dr. Evelin mengatakan, untuk mengetahui apakah demam dan gejala lain itu tifus atau paratifus, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium (tes darah) melalui tes widal, tetapi tes ini ternyata belum seratus persen benar. Tes lain yang lebih akurat dan spesifik adalah tes Salmonella Imuno Globulin M (Salmonella IGM), namun hanya ada di rumah sakit tertentu karena harganya memang lebih mahal dari tes widal.
Rawat sendiri atau di rumah sakit
Seperti penyakit umumnya, jika terdeteksi lebih cepat, maka proses pengobatan pun bisa lebih baik sehingga tidak menimbulkan komplikasi. Tifus atau paratifus yang terlambat ditolong dapat menyebabkan infeksi yang parah pada usus. Akibatnya usus akan pecah atau dalam istilah medis disebut perforasi dan ini harus dioperasi. Komplikasi lain yang tidak kalah berat adalah terjadinya radang otak akibat tifus dan hepatitis karena tifus.
Pengobatan tifus maupun paratifus bisa dilakukan baik dirumah maupun di rumah sakit, tergantung dari kesiapan pasien maupun orang yang mengasuhnya. Pengobatan baik dirumah maupun di rumah sakit biasanya berlangsung sekitar 2 minggu. Jika anda memilih merawat dirumah pastikan asupan cairan itu yang terpenting agar dapat terhindar dari dehidrasi dan tentunya berikan makanan yang lunak dan mudah dicerna, sedangkan bila dirawat dirumah sakit biasanya akan diberikan dlm bentuk infus.
Penyakit tifus dan paratifus merupakan penyakit yang tidak bisa memberikan kekebalan seumur hidup, kemungkinan terkena penyakit ini berulang kali sangat besar. Karena itu anda harus memperhatikan pola makan dan kebersihan lingkungan sekitar anda agar terhindar dari makanan yang terkontaminasi kuman Salmonella typhi, biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan semua makanan untuk anda konsumsi beserta keluarga. Dan khusus bagi anggota keluarga yang masih berusia balita, cara lain untuk mengurangi resiko tifus dan paratifus adalah dengan memberikan vaksin Typhim. Vaksin tidak menjamin tubuh anda dan anak anda terbebas dari suatu penyakit, tetapi vaksin tersebut dapat memperkuat daya tahan tubuh sehingga ketika suatu saat kuman menyerang, setidaknya membuat derajat penyakitnya lebih ringan.
Sumber : Majalah M&B Indonesia.